WIKEN.ID - Sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) saat ini menjadi kebiasaan baru karena pandemi Covid-19 belum sepenuhnya mereda.
Selama waktu tersebut, anak-anak jadi lebih banyak menghabiskan aktivitas di rumah.
Akibatnya menjadi keterbatasan interaksi sosial, intensitas kegiatan fisik anak juga jadi berkurang.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information berjudul Physical Activity and Sedentary Behavior Research in Indonesian Youth: A Scoping Review (2020) mencatat, sekitar 52,3 persen anak Indonesia usia 7-18 tahun kurang melakukan aktivitas fisik.
Tak hanya itu saja, hampir tercatat 33,8 persen anak mempunyai perilaku sedentari.
Perilaku sedentari adalah gaya hidup tidak aktif dan cenderung lebih senang melakukan kegiatan yang tidak memerlukan aktivitas fisik tinggi.
Kenyataannya, aktivitas fisik sangatlah penting untuk perkembangan dan pertumbuhan anak.
Dalam panduan berjudul “Physical Activity” yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), aktivitas fisik dapat mendorong kemampuan motorik dan kognitif anak.
Aktivitas fisik juga dapat menjaga dan mengoptimalkan kesehatan otot dan tulang, serta mencegah penyakit kardiovaskular pada anak.
Sementara itu, panduan dari WHO tersebut juga menyebutkan, minimnya aktivitas fisik dapat meningkatkan kemungkinan terserang berbagai penyakit, bahkan kematian hingga 20-30 persen.
Maka dari itu, peran orangtua perlu mendorong anak untuk tetap aktif bergerak dengan olahraga di rumah.