Dalam sebuah studi, VO2 max --indikator untuk mengukur kebugaran aerobik-- individu menurun 17 persen setelah beristirahat total selama 10 hari.
Sejumlah studi lain menunjukkan, istirahat total memicu penurunan VO2 max yang lebih signifikan pada individu dengan tingkat kebugaran yang lebih baik dibandingkan mereka yang kurang bugar.
Berolahraga secara bertahap
Menurut Toresdahl dan Myers, wajar apabila pelari yang kembali berolahraga usai terpapar Covid-19 lebih rentan terhadap cedera.
Penyintas Covid-19 yang berlari setelah dinyatakan sembuh dari virus belum dalam kondisi yang prima.
Kesulitan yang mereka alami selama terinfeksi virus akan menjadi motivasi untuk melakukan latihan yang lebih keras, sehingga risiko cedera semakin meningkat.
Dari temuan studi Toresdahl beserta tim, tidak ada perbedaan mencolok dalam jenis cedera antara pelari yang pernah terinfeksi Covid-19 dan yang tidak.
Temuan itu menunjukkan, faktor utama yang membuat penyintas Covid-19 lebih rentan mengalami cedera adalah penurunan kekuatan aerobik, otot, dan kerangka.
Toresdahl dan Myers juga sepakat, pelari yang pernah terinfeksi virus corona dianjurkan untuk kembali berlari secara bertahap.
Sebuah infografis yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine merekomendasikan agar penyintas Covid-19 tidak melanjutkan segala bentuk latihan sampai bebas gejala selama tujuh hari.
Infografis tersebut juga menyarankan untuk melakukan joging ringan tidak lebih dari 15 menit selama satu minggu sebelum meningkatkan durasi dan intensitas latihan.
Tunggu setidaknya dua setengah minggu sejak kita pertama kali merasakan gejala Covid-19, barulah kita dapat kembali berlari seperti biasa.