WIKEN.ID- Olahraga merupakan aktivitas yang tidak boleh terlewatkan.
Salah satu olahraga yang bisa dilakukan ialah bersepeda.
Beberapa orang ingin mengajak serta anaknya dalam kegiatan bersepeda dengan memboncengnya.
Namun, tak bisa asal membonceng karena perlu mengetahui cara aman yang harus ditaati.
Sampai saat ini tidak ada aturan resmi kapan anak boleh naik sepeda bersama orangtuanya.
Satu hal yang pasti, pada saatkita ingin membawa anak bersepeda pastikan ia telah cukup kuat dan mampu duduk tegak tanpa dibantu.
Pastikan juga anak kita mampu tak bersandar dalam waktu cukup lama.
Biasanya perkembangan tulang dan otot bayi sudah cukup baik pada usia satu tahun.
Bayi berusia satu tahun umumnya sudah mampu mengendalikan otot dan refleksnya saat duduk tegak di boncengan.
Namun, sebaiknya juga menilai sendiri kemampuan dan perkembangan Si Kecil.
Selain karena perkembangan tulang dan otot bayi belum sempurna, tidak ada helm yang dirancang untuk anak di bawah usia satu tahun.
Lingkar kepala bayi berusia di bawah dua belas bulan biasanya berukuran kira-kira 40 sentimeter.
Sementara, ukuran helm yang paling kecil hanya bisa dipakai untuk anak dengan lingkar kepala 46 sentimeter.
Ukuran helm yang tidak pas bisa melukai kepala bayi dan balita.
Kalau bayi atau balita kita sudah cukup besar dan siap untuk dibonceng naik sepeda, perhatikan beberapa hal berikut ini agar perjalanan dan si kecil tetap aman dan nyaman.
1. Selalu pakai helm
Berapa pun usianya, selalu pakaikan helm yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kepala anak.
Sebagai teladan, kita juga harus memakai helm untuk menghindari risiko cedera.
Sebelum berangkat, pastikan helm telah terpasang dengan benar dan nyaman.
Memakai helm mampu mengurangi risiko cedera pada kepala hingga 88%.
2. Pilih boncengan khusus bayi dan balita
Jangan mengandalkan boncengan bawaan sepeda Moms.
Cari boncengan khusus bayi dan balita yang ada sandaran punggung dan pijakan kakinya.
Dengan begitu, anak kita tidak akan jatuh dan kakinya tak akan menyenggol sepeda.
Saat ini banyak boncengan yang tersedia, baik yang dirancang untuk diletakkan di depan maupun di belakang sepeda.
Bisa memilihnya sesuai kenyamanan dan kebutuhan si buah hati.
3. Hanya orang dewasa yang boleh membonceng
Ketika membonceng bayi dan balita, pastikan sendiri sudah mahir bersepeda, cukup percaya diri, dan tidak mudah panik.
Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak membiarkan anak berusia 12 tahun atau remaja membonceng anak.
Pada kebanyakan kasus, anak dan remaja belum memiliki refleks dan koordinasi yang sempurna, meskipun mereka sudah terbiasa naik sepeda juga.
4. Cariruteyang paling aman
Hindari jalan raya yang ramai, jalan berbatuan yang licin atau kasar,ruteyang berbukit-bukit, atauruteyang banyak tikungannya.
Pastikan juga bahwa kita tetap bersepeda dalam lajur yang benar, jangan terlalu ke tengah.
Kalau bayi atau balita mudah rewel, sebaiknya kita juga tidak bersepeda terlalu jauh.
5. Hindari bersepeda di malam hari
Meski di lingkungan tempat tinggal penerangan jalan cukup membantu, sebaiknya jangan mengambil risiko.
Pasalnya, walaupun kita bisa melihat jalan dengan jelas, pengendara atau pengguna jalan lain mungkin tidak melihatsepeda.
Bayi dan balita juga cenderung lebihmoodydi malam hari karena sudah lelah.
6. Ajak anak bicara selama bersepeda
Naik sepeda dengan angin yang sepoi-sepoi bisa membuat anak mengantuk.
Kalau tertidur, anak bisa mudah terbentur atau jatuh.
Maka, usahakan untuk mengajak anak berbicara atau bernyanyi supaya tidak mengantuk.
Bersepeda bersama juga bisa menjadi kesempatan baik untuk membangun komunikasi dengan Si Kecil.(*)