Sebelumnya diberitakan, Amerika Serikat mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka tidak akan bergabung dengan COVAX karena keberatan pemerintahan Trump atas keterlibatan WHO.
Ini merupakan sebuah langkah yang digambarkan oleh beberapa kritikus sebagai hal yang mengecewakan.
Berkley mengatakan, dia tidak terkejut dengan keputusan AS, tetapi akan berusaha melanjutkan pembicaraan dengan Washington.
WHO menggambarkan COVAX sebagai "polis asuransi yang tak ternilai" bagi semua negara untuk mengamankan akses ke vaksin Covid-19 yang aman dan efektif ketika dikembangkan dan disetujui.
Koordinator telah menetapkan batas waktu 18 September bagi negara-negara yang mendaftar untuk membuat komitmen yang mengikat.
Tujuan COVAX adalah untuk mendapatkan dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui pada akhir tahun 2021.
Saat ini, COVAX memiliki sembilan kandidat vaksin Covid-19 dalam portofolionya yang menggunakan berbagai teknologi dan pendekatan ilmiah yang berbeda.
Beberapa sudah dalam uji klinis tahap akhir dan datanya bisa tersedia pada akhir tahun.(*)