WIKEN.ID -Beberapa waktu yang lalu terungkap kasus sebuah laboratorium di Jerman yang memperlakukan hewan pengujian dengan kasar.
Di negara yang berbeda, terungkap kasus yang sama.
Para peneliti di Tiongkok mendapat banyak kecaman akibat menggunakan babi hidup untuk sebuah pengujian.
Baca Juga: Hewan Mirip Babi Pemakan Daun Ditemukan Warga di Selokan Kebun Sawit, Ternyata Lagi Hamil
Penelitian itu untuk simulasi kecelakaan berkecepatan tinggi dengan menabrakan mobil ke dinding panghalang.
Tak terduga yang dijadikan bahan percobaan produk sabuk pengaman untuk anak-anak adalah babi hidup.
Dalam percobaan itu, setidaknya ada 15 anak babi yang didudukkan paksa di kursi mobil dengan menggunakan sabuk pengaman.
Nampak, kaki depannya diikat dengan kain.
Dalam uji coba tersebut, ada tujuah anak babi yang langsung mati ditempat.
Sedangkan babi yang lain alami cedera parah termasuk luka sobek, pendarahan dan memar di tubuh bagian dalam.
Naasnya, enam jam kemudian, babi yang cedera itu mati.
Dalam hasil otopsi, tubuh babi itu dibedah untuk diteliti penyebab kematiannya.
Hasilnya, paru-paru menjadi bagian tubuh yang mengalami luka paling parah selain hati dan limpa.
Penelitian itu dilaporkan dalam International Journal of Crashworthiness.
Dalam jurnal itu, mencatat, para peneliti itu mengklaim bahwa mereka menggunakan babi untuk bahan percobaan karena hewan itu memiliki struktur anatomis yang mirip dnegan anak manusia berusia enam tahun.
Namun, sebuah organisasi non profit yang berbasis di Maryland, As membantah alasan itu.
Baca Juga: Apa Terjadi Ketika Kamu Senyum ke Kambing? Video Hasil Penelitian Ini Menjawabnya!
Menurut PETA (People for the Ethical Treatment of Animals), alasan itu hanya sebuah klaim yang mengada-ada.
Zachary Toliver dari PETA mengatakan bahwa anatomi tubuh babi berbeda secara fundamental dengan anatomi manusia.
PETA juga melaporkan bahwa babi-babi untuk bahan percobaan itu juga sengaja tidak diberi makan selama 24 jam sebelum melakukan percobaan.
Selain itu, juga tidak diberi minum selama enam jam sebelumnya, dan dengan jahat diberi obat bius untuk mengurangi stres.
Sebelumnya, sebuah laboratorium pengujian hewan di Jerman juga memperlakukan monyet dengan kasar.
Mereka juga memelihara anjing yang tidak sehat dalam kondisi jorok.
Dilansir dari metro.co.uk, rekaman CCTV di Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi (LPT) dekat Hamburg yang diterbitkan oleh Cruelty Free International dan Soko Tierschutz menunjukkan teknisi dengan garpu logam yang memegang leher monyet.
Monyet dikekang oleh kawat gigi selama pengujian.
Beberapa monyet tampaknya disimpan sendirian di kandang logam berukuran kurang dari satu meter kubik dan terlihat berputar-putar, menunjukkan tingkat kesulitan yang tinggi.
Baca Juga: Terekam Video CCTV, Babi Hutan Kelaparan Masuk Kantin dan Serang Pegawai
(Mega Khaerani)