"Lari di ruangan tertutup mungkin bisa terasa lebih hangat dan lebih mudah dilakukan," ujarnya.
Baca Juga: Manakah yang Lebih Mempan dalam Membakar Lemak, Berenang atau Lari ?
2. Stabilkan nafas
Beberapa orang merekomendasikan agar napas dilakukan dalam tiga atau dua hitungan.Namun, Marni menyarankan setiap kliennya untuk membangun ritme nafas yang stabil, berapapun hitungannya.
Nafas bisa juga disesuaikan dengan langkah kaki.
Nafas yang stabil ketika lari sudah mencapai tahap berat sangatlah penting karena kondisi tersebut akan menjaga kita tetap fokus.
Namun, ketika kamu baru mulai berlari atau baru kembali memulai lari setelah berhenti lama, bernafaslah perlahan.
Pastikan ritme pernafasanmu baik terlebih dahulu.
"Bernafas terlalu terburu-buru bisa menyebabkan sakit tajam di bagian tulang iga," kata Marni.
Kamu bisa juga menggabungkan lari dengan jalan kaki untuk menjaga pernafasanmu.
Misalnya, bisa dengan variasi tiga menit lari dan tiga menit jalan kaki.
"Jika sudah terbiasa selama beberapa minggu, kamu akan menemukan durasi tersebut bisa lebih lama," ujarnya.