WIKEN.ID -Di tengah kepanikan masyarakat akan wabah virus corona baru (COVID-19), banyak pedagang yang nakal dan mencari untung.
Banyak pedangan yang menimbun masker, lalu membuat masker menjadi langka, dan harga jualnya semakin meroket tinggi.
Lebih parahnya lagi, ada pedagang yang tega mendaur ulang masker bekas dan dijualnya kembali.
Saat ini, permintaan masker di Indonesia meningkat pesat pasca merebaknya virus corona di Indonesia.
Kelangkaan masker tersebut rupanya tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga Thailand.
Kini Thailand juga sedang berperang menghadapi wabah virus corona, membuat masker jadi buruan disana.
Aji mumpung, bahkan ada oknum di Thailand yang mendaur ulang masker tersebut.
Tak menunggu lama, polisi Thailand pun menggerebek pabrik daur ulang masker bekas tersebut.
Dilansir TribunSolo.com dari Strait Times, Kepolisian Wihandaeng menggerebek pabrik di Nongsuong, Provinsi Saraburi, Thailand.
Mereka menemukan sejumlah orang mendaur ulang masker medis bekas secara ilegal.
Modus para oknum tersebut adalah mencuci ulang masker bekas lalu menyeterikanya untuk kemudian dijual kembali.
Agar meyakinkan, masker tersebut lalu dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak sehingga tampak seperti baru.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu : Benarkah Menghindari Garam Suapya Tekanan Darah Stabil?
Mirisnya, para pekerja di pabrik ilegal ini tak mengetahui asal usul masker bekas itu.
Mereka hanya mendapatkannya dari distributor yang menyetok setiap hari.
Para pekerja di pabrik ini juga mengaku mereka mendapat bayaran Rp 450 per masker.
“Para pekerja mengaku mereka mendapat bayaran 1 bath per masker (Rp 450,-)," ujar Kepala Kepolisian Wihandaeng, Somsak Kaewsena.
Baca Juga: Masih Dalam Proses Penyembuhan, Denada Ganti Nama Shakira, Meminta Izin ke Mantan Suaminya
Para pekerja tersebut juga mendaur ulang 300 sampai 400 masker pada setiap harinya.
"Mereka mendaur ulang kurang lebih 300 – 400 masker per hari - per orang,” ujarnya lagi.
Saat penggerebekan, polisi sudah menyita semua masker yang ada di pabrik itu.
Polisi juga mengirim beberapa buah sampel masker ke Kementerian Perdagangan Thailand untuk mengecek asal usul masker bekas itu.
Somsak telah meminta Kantor Kesehatan Umum setempat untuk menggugat pabrik daur ulang karena dinilai membahayakan konsumen.
"Saya telah menghubungi Kantor Kesehatan Umum Wihandaeng agar mengajukan tuntutan di kantor polisi sebagai penggugat terhadap pabrik," kata Somsak. (*)