Modus para oknum tersebut adalah mencuci ulang masker bekas lalu menyeterikanya untuk kemudian dijual kembali.
Agar meyakinkan, masker tersebut lalu dilipat dan dimasukkan ke dalam kotak sehingga tampak seperti baru.
Baca Juga: Peduli Tubuhmu : Benarkah Menghindari Garam Suapya Tekanan Darah Stabil?
Mirisnya, para pekerja di pabrik ilegal ini tak mengetahui asal usul masker bekas itu.
Mereka hanya mendapatkannya dari distributor yang menyetok setiap hari.
Para pekerja di pabrik ini juga mengaku mereka mendapat bayaran Rp 450 per masker.
“Para pekerja mengaku mereka mendapat bayaran 1 bath per masker (Rp 450,-)," ujar Kepala Kepolisian Wihandaeng, Somsak Kaewsena.
Baca Juga: Masih Dalam Proses Penyembuhan, Denada Ganti Nama Shakira, Meminta Izin ke Mantan Suaminya
Para pekerja tersebut juga mendaur ulang 300 sampai 400 masker pada setiap harinya.
"Mereka mendaur ulang kurang lebih 300 – 400 masker per hari - per orang,” ujarnya lagi.
Saat penggerebekan, polisi sudah menyita semua masker yang ada di pabrik itu.
Polisi juga mengirim beberapa buah sampel masker ke Kementerian Perdagangan Thailand untuk mengecek asal usul masker bekas itu.