WIKEN.ID - Menteri BUMN Erick Thohir memecat Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Ari Askhara pasca terungkapnya upaya penyelundupan onderdil Harley Davidson dan sepeda Brompton.
Terungkapnya kasus tersebut bermula ketika Petugas Bea dan Cukai menemukan onderdil motor Harley Davidson dan sepeda Brompton ilegal di hanggar PT Garuda Maintenance Facility (GMF)Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, pembelian komponen Harley-Davidson tersebut merupakan pesanan Ari Askhara melalui pegawainya.
Pembelian dilakukan pada April 2019 dan proses transfer dari Jakarta dilakukan melalui rekening pribadi Finance Manager Garuda yang berada di Amsterdam, Belanda.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan berdasarkan hasil pemeriksaan 18 kotak yang ditemukan dalam lambung pesawat baru Garuda Indonesia tipe Airbus A330-900 NEO, motor Harley Davidson tahun 1972 tersebut seharga Rp 800 jutaan.
Adapun untuk sepeda Brompton diperkirakan seharga Rp 50 juta hingga Rp 60 juta per unit.
"Dengan demikian, total kerugian negara potensinya adalah Rp 532 juta hingga Rp 1,5 miliar," ujar dia ketika melakukan keterangan perss di Jakarta, Kamis (5/12/2019).
Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir memecat Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Ari Askhara didukung oleh semua pihak.
Bahkan mereka lega arogansi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Ari Askhara telah berakhir.
Beberapa pihak itu adalah di antaranya pihak karyawan Garuda Indonesia.
Pihak pertama adalah Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi)
Melalui Ketua Umum Ikagi, Zaenal Muttaqin, Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) menyambut baik langkah Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Ari Askhara dari jabatan Direktur Utama.
"Jadi kami sangat mendukung respons cepat Pak Erick yang telah memecat Ari Askhara terkait kasus penyelundupan Harley Davidson," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Hal ini mengingat Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (Ikagi) merasa dirugikan dengan kebijakan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra alias Ari Askhara saat menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia.
Ketua Umum Ikagi Zaenal Muttaqin mengatakan, Ari Askara mengubah rute penerbangan Jakarta-Amsterdam menjadi Bali-Medan-Amsterdam. Akibatnya, awak kabin harus bekarja lebih lama.
"Tentang pengalihan rute, itu merugikan awak kami karena perjalanan lebih panjang sehingga jam kerja kami melebihi batas wajar. Itu malah hampir 19 jam lebih perjalanan kita," kata Zaenal Muttaqin di Jakarta, Jumat (6/12/2019).
Kendati demikian, Zaenal mengaku tidak tahu-menahu alasan Ari Askhara mengalihkan rute tersebut.
Sebagai awak kabin, pihaknya hanya mematuhi apa yang diucapkan oleh Ari Askhara selama dirinya memimpin perusahaan pelat merah itu.
Yang jelas, kata Zaenal, perbuatan itu merupakan salah satu dari kebijakan kontroversial selama Ari Askhara memimpin Garuda Indonesia, mulai dari pemalsuan laporan keuangan, suguhan live music akustik di pesawat, larangan foto dan video di pesawat, hingga penyelundupan Harley.
Pihak kedua adalah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sekaligus Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani memberikan apresiasi terhadap Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang telah bertindak tegas mencopot Ari Askhara.
Pasalnya, Haryadi mengatakan selama Ari Askhara menjabat, kerap menghambat perusahaan swasta untuk mendistribusikan minyak jenis avtur karena dianggap sebagai kompetitor.
Selain itu, harga tiket yang mahal merupakan permasalahan yang paling utama.
"Kami sesalkan saja kok ada upaya yang membuat kompetitif dipersulit. Terus terang kami dengan adanya pergantian direksi Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI di sektor pariwisata, gembira banget," ujarnya yang dikutip dari Kompas.com.
Saat ditemui usai rakor omnibus law di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/12/2019), Hariyadi Sukamdani mengatakan juga, "Dia (Ari Askhara) mendikte pasar, sampai Traveloka dipencet sama dia, itu enggak fair lah,"
Pihak ketiga adalah Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia ( Astindo) Pauline Suharno.
Pauline Suharno setuju jika pemecatan Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara adalah tindakan tepat.
Selain kasus penyelundupan Harley Davidson dan Brompton di pesawat airbus A330-900 baru milik Garuda Indonesia, kepemimpinan Ari Askhara juga kerap memberikan kebijakan kurang bersahabat bagi travel agent di Indonesia.
Kebijakan tersebut mulai dari menghapuskan harga promo domestik hingga meniadakan komisi agent yang digantikan dengan sales fee.
"(Lalu) memberikan prioritas kepada agent dan OTA tertentu untuk bisa issue tiket dengan adanya kebijakan cash in advance," ujar Pauline ketika dihubungi Kompas.com pada Jumat (6/12/2019).
Menurut Pauline, kebijakan-kebijakan tersebut baru terjadi sejak Ari Askhara naik menjadi Dirut Garuda Indonesia.
Ia mencontohkan kebijakan cassh in advance yang sebelumnya tidak ada kini berlaku.
Kebijakan ini disebut menciptakan monopoli oleh travel agent yang mampu memberikan cash in advance dengan nominal minimal yang sudah ditentukan perihal issue tiket pada Garuda.
"Agent dan OTA yang bisa kasih cash in advance akan dapat insentif atau cashback lebih besar, sehingga mereka bisa memberikan diskon kepada customer," katanya.
Selain itu, menurut Pauline kebijakan-kebijakan lain yang diambil oleh Ari Askhara juga dinilai bertentangan dengan visi misi Presiden Joko Widodo yang ingin menggalakkan pariwisata dalam negeri.
Menurutnya, banyak promo terkait tiket pesawat domestik yang ditiadakan.
Ia juga mengaku bahwa banyak pihak travel agent yang sudah kehilangan kepercayaan pada Garuda lantaran konsistensinya yang buruk.
"Misalnya rute Amsterdam yang tidak bisa direduksi, destinasi London yang on-off, direct route ke Perth yang suka batal last minute," ujar Pauline.
"Hal ini pun membuat pelaku travel agent kehilangan kepercayaan, banyak tamu yang komplain karena perubahan dadakn," lanjutnya.
Pauline juga menyoroti penurunan kualitas on-board meal yang baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan. (*)