Ia mencontohkan kebijakan cassh in advance yang sebelumnya tidak ada kini berlaku.
Kebijakan ini disebut menciptakan monopoli oleh travel agent yang mampu memberikan cash in advance dengan nominal minimal yang sudah ditentukan perihal issue tiket pada Garuda.
"Agent dan OTA yang bisa kasih cash in advance akan dapat insentif atau cashback lebih besar, sehingga mereka bisa memberikan diskon kepada customer," katanya.
Selain itu, menurut Pauline kebijakan-kebijakan lain yang diambil oleh Ari Askhara juga dinilai bertentangan dengan visi misi Presiden Joko Widodo yang ingin menggalakkan pariwisata dalam negeri.
Menurutnya, banyak promo terkait tiket pesawat domestik yang ditiadakan.
Ia juga mengaku bahwa banyak pihak travel agent yang sudah kehilangan kepercayaan pada Garuda lantaran konsistensinya yang buruk.
"Misalnya rute Amsterdam yang tidak bisa direduksi, destinasi London yang on-off, direct route ke Perth yang suka batal last minute," ujar Pauline.
"Hal ini pun membuat pelaku travel agent kehilangan kepercayaan, banyak tamu yang komplain karena perubahan dadakn," lanjutnya.
Pauline juga menyoroti penurunan kualitas on-board meal yang baru-baru ini sedang ramai diperbincangkan. (*)