Follow Us

Gajah Kerdil Betina Kembali Ditemukan Mati di Perkebunan, Penyebabnya Bikin Hati Miris!

Redaksi Wiken - Senin, 25 November 2019 | 08:00
Gajah Kerdil Betina Kembali Ditemukan Mati di Perkebunan, Penyebabnya Karena Keracunan
Inhabitat

Gajah Kerdil Betina Kembali Ditemukan Mati di Perkebunan, Penyebabnya Karena Keracunan

WIKEN.ID - Gajah merupakan hewan yang memiliki emosi yang sama seperti manusia.

Ia dapat merasakan kebahagiaan, kesedihan, dan kasih sayang.

Usia mereka juga relatif panjang.

Maka tak heran banyak kebudayaan yang memandang hewan itu sebagai hewan yang sangat istimewa, untuk dihargai dan dihormati.

Baca Juga: Tuai Berbagai Kontroversi, Zimbabwe Nekat Ekspor Gajah Besar-Besaran ke China

Sayangnya, populasi gajah terus berkurang yang banyak disebabkan oleh perburuan yang berlebihan.

Salah satunya, gajah kerdil Kalimantan yang banyak dibunuh karena perburuan untuk mengincar gadingnya.

Tercatat, setidaknya sudah ada lima gajah termasuk gajah kerdil Kalimantan dalam kurun waktu dua bulan yang mati akibat perburuan di Sabah.

Baca Juga: Digunakan untuk Wisatawan yang Ingin Berkeliling di Tengah Teriknya Hari, Gajah ini Mati Mengenaskan

Untuk menghentikan tindakan kejam ini terjadi, pihak berwenang Sabah telah bekerja keras dalam melindungi gajah yang terancam punah ini.

Namun, kejadian tak terduga kembali terjadi.

Seekor gajah kerdil betina ditemukan mati di perkebunan Kinabatangan, Kota Kinabalu, Sabtu (16/11/2019).

Baca Juga: Gajah Kerdil Ditemukan Meninggal di Perkebunan, Ada Satu Luka Tembak di Pantat dan Gadingnya Hilang

Bangkainya ditemukan pada pukul 5:50 pagi oleh pekerja perkebunan dengan beberapa kadal sedang memakan bangkai itu.

Setelah penemuan itu, sebuah laporan dibuat kepada Departemen Margasatwa Sabah (SWD).

Ternyata gajah malang itu termasuk dalam penelitian gajah di Pusat Lapangan Danau Girang, dan itulah sebabnya ia dinamai Girang.

Baca Juga: Demi Menyelamatkan Anaknya yang Masih Bayi, Kawanan 11 Gajah Meninggal Dunia Jatuh Terjun di Air Terjun

Bukan itu saja, mereka juga menemukan bahwa Girang diracun hingga mati.

Menurut Wakil Kepala Menteri Kementerian Pariwisata, Kebudayaan dan Lingkungan, Datuk Christina Liew, dugaan kuat gajah betina itu telah menelan pupuk beracun.

Baca Juga: Pro Kontra Perdagangan Gading Gajah, Upaya Konservasi Terhadap Kepunahan Hatitat

Hasil post mortem yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Girang menderita kegagalan organ internal, seperti jantung, paru-paru, limpa, hati dan ginjalnya tersumbat.

Sementara perutnya berisi makanan yang baik seperti daun kelapa sawit dan ubi jalar.

Penyebab kematian dilaporkan keracunan akut.

Baca Juga: Baru Pertama Kalinya, Kebun Teh untuk Konservasi Gajah, Telah Mendapatkan Sertifikasi Rawah Hewan

Menurut New Straits Times, kerah satelit telah dipasang di Girang dua tahun lalu oleh Pusat Lapangan Danau Girang (DGFC).

Kerah satelit itu dipasang untuk memantau kegiatan gajah, serta untuk memudahkan pemeriksaan kesehatan bagi mereka.

Sehari sebelum gajah itu mati (13/11/2019), mereka berhasil melacak aktivitasnya dan mengamati bahwa dia berjalan 2 km pada hari itu.

Baca Juga: Kawanan Gajah Datangi Situs Kerajaan Sriwijaya, Memakan Tanaman di Kebun Warga

Ketika jumlah kematian gajah meningkat, direktur DGFC, Dr Benoit Goossens menyebutkan bahwa mereka akan melanjutkan penelitian mereka untuk mengetahui penyebab kematian gajah kerdil di perkebunan.

"Hati kami hancur ketika pihak-pihak terkait berupaya melindungi kehidupan berharga gajah kerdil, namun mereka masih terbunuh dalam aktivitas ilegal satwa liar," ucapnya.

Baca Juga: Gajah Kerdil Ditemukan dengan 70 Luka Tembak, Jasadnya Mengambang dan Terikat di Pinggir Sungai

(Mega Khaerani)

Editor : Amel

Latest