Dari hasil itu, peneliti memutuskan menambah jumlah CCTV di 29 titik berbeda.
Mulai dari April hingga Juli 2019, temuan itu menunjukkan setidaknya dalam kawasan hutan ini terdapat populasi spesies yang kemungkinan cukup besar.
"Kami tidak tahu apa yang diharapkan, jadi saya terkejut dan gembira ketika kami memeriksa jebakan kamera dan melihat foto-foto tikus-rusa dengan sayap perak," kata An Nguyen, seorang ilmuwan dan pemimpin tim ekspedisi di Global Wildlife Conservation (GWC).
Baca Juga: Terjadi Lagi, Penyelundupan Hewan Dilindungi dan Akan punah di Bali, Dibawa Dengan Truk
Kini, para peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah ada populasi tikus-rusa di hutan Vietnam lainnya.
Selain itu, peneliti juga mengimbau perlunya strategi mengurangi bencana unutk melindungi habitat tikus-rusa itu.
Temuan ini, dilaporkan dalam Ekologi Alam dan Evolusi, telah meningkatkan seruan untuk melakukan tindakan cepat dalam melindungi apa yang tersisa dari populasi hewan ini.
Prioritas utama adalah mengurangi penggunaan jerat saat akan menangkap hewan untuk perdagangan satwa liar.
“Menghentikan menjerat tidak hanya akan melindungi tikus-rusa yang berbulu perak, tetapi juga banyak spesies lain, termasuk beberapa mamalia dan burung yang hanya ditemukan di Greater Annamites dan terancam punah,” kata Andrew Tilker, anggota tim GWC.
Baca Juga: Pro Kontra Perdagangan Gading Gajah, Upaya Konservasi Terhadap Kepunahan Hatitat