Selain itu, Marni mengatakan bahwa kondisi cuaca juga berdampak pada pernafasan.
Misalnya ketika suhu menurun drastis, maka kamu mungkin akan memilih bernafas dengan hidung.
"Jika di luar terlalu dingin, bernapas juga akan sulit karena udara dingin akan mengeras di paru-paru," kata Marni.
Bernafas melalui hidung memang bisa terasa sedikit hangat, namun udara yang masuk tidak sebanyak ketika bernafas melalui mulut.
"Lari di ruangan tertutup mungkin bisa terasa lebih hangat dan lebih mudah dilakukan," ujarnya.
Baca Juga: Siap Balikan? Natasha Willona Gelagapan saat Disuruh Milih Mantannya: Harusnya Nambahin Banyakan!
2. Stabilkan nafas
Beberapa orang merekomendasikan agar napas dilakukan dalam tiga atau dua hitungan.
Namun, Marni menyarankan setiap kliennya untuk membangun ritme nafas yang stabil, berapapun hitungannya.
Nafas bisa juga disesuaikan dengan langkah kaki.
Nafas yang stabil ketika lari sudah mencapai tahap berat sangatlah penting karena kondisi tersebut akan menjaga kita tetap fokus.
Namun, ketika kamu baru mulai berlari atau baru kembali memulai lari setelah berhenti lama, bernafaslah perlahan.