Padahal, kita selalu menginingkan rahang dalam kondisi tidak tegang.
Ketika bernafas melalui mulut, rahang akan membuka sehingga lebih bersifat renggang.
Meski begitu, bernapas melalui hidung juga tidak dilarang terutama jika hanya melakukan lari ringan.
Namun, usahakan membuang udara melalui mulut.
Ketika olahraga lari yang dilakukan cukup berat, bernafas melalui mulut cenderung lebih efisien untuk mendapatkan oksigen.
Tetapi, hal ini juga dipengaruhi kecepatan.
Marni menjelaskan, ketika kita lari dengan kecepatan lambat dan pernafasan hidung lebih terasa nyaman, maka lakukan lah.
Agar mulut tidak terasa kering ketika berlari, Marni menyarankan untuk mengaplikasikan sejenis lip balm atau permen karet untuk menjaga saliva.
Namun, ia mencatat bahwa tidak semua orang suka melakukannya dan memilih berhenti sejenak untuk minum air.
Selain itu, Marni mengatakan bahwa kondisi cuaca juga berdampak pada pernafasan.