WIKEN.ID - Perayaan Tahun Baru Imlek sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Tinghoa, karena tradisinya makan bersama, angpao dan yang paling ikonik ada barongsai.
Saat perayaan Imlek, keluarga dan saudara dekat akan berkumpul untuk makan bersama dan menyantap hidangan khas Imlek.
Melansir dari History.com dan Cincinnati Magazine, tradisi makan bersama saat Imlek mempunyai makna khusus, berikut penjelasannya.
Makna tradisi makan bersama saat Imlek
Baca Juga: Ramalan 2022, Zodiak Cinta Hari Senin 31 Januari: Capricon Canggung, Pisces Romantis
Dalam sejarah, Imlek dimulai pada pukul 23.00 menjelamh malam tahun baru.
Perayaan tersebut dimulai dengan makan bersama keluarga dan saudara dekat.
Makan bersama saat Imlek tersebut biasa disebut dengan tuan nian fan.
Tuan nian fan atau tradisi makan bersama ini disimbolkan sebagai pengikat, pemersatu, dan pereketan hubungan keluarga.
Lewat tradisi ini, keluarga turut 'mengundang' leluhur yang sudah meninggal dengan meletakkan persembahan di altar atau ruang keluarga.
Selain menu hidangan khas Imlek yang wajib disajikan salah satunya ikan bandeng utuh, tiap keluarga juga mempunyai menu masakan mereka sendiri.
Baca Juga: Anjing Suka Menggigit Barang Ternyata Bukan Tanpa Alasan, Nomor 2 Bikin Kaget!
Ada juga ada yu sheng atau salad sayuran dan ikan khas Imlek, serta mi panjang umur.
Keluarga Tionghoa umumnya menyajikan hidangan yang cukup banyak. Tujuannya agar dapat dinikmati lagi bersama dengan tamu atau keluarga lain yang datang.
Selain untuk jamuan, kecukupan hidangan ini juga merupakan simbol pengharapan agar keberuntungan tidak pernah habis.
Dalam tradisi Tionghoa saat merayakan Imlek tak disarankan menyajikan makanan yang dipercaya membawa sial, seperti sayap ayam, lobster, atau makanan berwarna putih.
Makanan pembaca sial ini dipercaya dapat mengurangi keberuntungan tahun berikutnya.
(*)
Baca Juga: Legenda Kue Keranjang Sajian Khas Imlek, Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun