Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

3 Bulan Tak Bisa Jualan, Pria Penjual Pentol Ini Menangis Tawarkan Blender dengan Harga Berapapun Demi Bisa Makan

Agnes - Kamis, 21 Mei 2020 | 19:00
Tak bisa berjualan selama 3 bulan, tukang pentol ini menangis tawarkan blender miliknya demi bisa makan

Tak bisa berjualan selama 3 bulan, tukang pentol ini menangis tawarkan blender miliknya demi bisa makan

WIKEN.ID-Sebuah video menjadi viral di media sosial.

Dalam video tersebut terlihat seorang pria berjalan kaki sambil membawa blender.

Ia menawarkan blender yang dibawanya tersebut.

Video itu diunggah pemilik akun Facebook, Dendy Ardiyan P pada Rabu (20/5/2020).

Terlihat dalam video itu, pria yang menegnakan masker tersebut terlihat menangis saat menawarkan blender ke pengendara.

Ia mengaku mejual blender untuk bisa makan.

Baca Juga: Sakit Hati Diselingkuhi, Anang Hermansyah Ternyata Datang ke Resepsi Pernikahan Krisdayanti dan Raul Lemos Hingga Sumbangkan Lagu: Pestanya Bagus

"Untuk makan, untuk anak istri saya makan," katanya sambil menangis seperti terekam dalam video tersebut.

Tak lama kemudian terlihat seorang pejalan kaki menghampirinya dan menanyakan harga blender tersebut.

Ia lantas menjawab seikhlasnya asal bisa makan.

Pejalan kaki tersebut lantas memberikan uang Rp 100.000.

Baca Juga: Punya Tubuh Aduhai Hingga Dijuluki Pemersatu Bangsa, Kini Tante Ernie Sukses Bikin Hotman Paris Klepek-klepek

Namun, pejalan kaki itu tak mengambil blendernya dan meminta pria tersebut agar menyimpannya.

Mendengar hal itu, pria penjual blender itu pun kembali menangis.

Dilansir dari Kompas.com, pria penjual blender itu diketahui bernama Sujono (40), warga Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan.

Sujono terpaksa menjual blender bekas itu di pinggir Jalan Raya Magetan-Maopati karena tak lagi punya uang buat beli beras.

Baca Juga: Putri Sulungnya Beranjak Remaja, Nikita Mirzani Ajak Ngobrol Soal Cinta Hingga Standar Laki-laki untuk Putrinya

Sebelumnya Sujono merupakan penjual pentol keliling di kawasan Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan.

Hanya saja sudah 3 bulan ini ia tak bisa jualan.

Kawasan tempatnya biasa menjajakan pentol kini ditutup karena menjadi salah satu klaster penyaberan virus corona baru atau Covid-19.

Baca Juga: Menikah Diam-diam di Usia 21 Tahun, Mantan Kekasih Marshanda Ini Alami KDRT Ditusuk Gunting Hingga Disiram Air Panas Oleh Istrinya

"Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender," kata Sujono saat ditemui di rumahnya, Rabu (20/5/2020).

Di rumah itu, Sujono tinggal bersama istri, anak, dan juga sang ibunda.

Rumah yang dihuni Sujono dan keluarga juga merupakan milik sang ibunda.

Setelah kawasan Ponpes Al Fatah Temboro ditutup, Sujono beralih profesi sebagai pengumpul kayu bakar.

Ia dan istrinya mengumpulkan kayu dan bambu kering.

Baca Juga: Suaminya Dituding Jadi Orang Ketiga Kandasnya Hubungan dengan Ady Fairuz 10 Tahun Lalu, Shireen Sungkar Angkat Suara

Mereka bisa mendapatkan dua ikat kayu bakar yang dijual keliling kampung jika sedang untung.

"Kadang laku Rp 10.000 kadang hanya Rp 5.000. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan," katanya.

Tak hanya menghidupi anak dan istri, Sujono juga merawat ibunya yang menderita diabetes.

Meski tergolong kurang mampu, Sujono mengaku belum mendapatkan bantuan dari pemerintah.(*)

Editor : Wiken

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x