Karim mengaku pasrah dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, karena sebagai orang kecil, ia hanya mengikuti apa saja yang dikehendaki pemerintah.
Di usia yang sudah memasuki masa pensiun, nyatanya Kasim tetap membanting tulang demi menghidupi istri dan anak bungsunya yang masih kecil.
Belum lagi, ia juga harus membayar uang kontrakan setiap bulan.
Segelas kopi yang disesapnya di pinggir jalan, menjadi obat penghapus lelah.
"Di mana ada tempat kopi, jadi obat rindu tempat kesayangan melepas lelah," bebernya yang membelinya dari pedagang kopi keliling.
Baca Juga: Inspiratif, 4 Tahun Ngojek, Driver Ojol Ini Bisa Bangun Rumah Mewah dan Kos-kosan 2 Lantai!
Tak berselang lama, kasim dan para ojek online maupur sopir taksi langsung berlarian menuju mobil yang membawa sembako.
Kasim kembali dengan membawa goodie bag berisi beras.
"Dalam sehari ini sudah tiga kali kami dapat pemberian makanan dan sembako," celetuk pengendara ojek daring lainnya.
Tampaknya, di tengah sulitnya mencari pesanan dan berganti-gantinya kebijakan dari pemerintah, pertolongan dari sesama juga sangat dibutuhkan oleh mereka saat ini. (*)