Pria yang rambutnya kian memutih itu tetap akan mencari orderan penumpang meski dibatasi.
"Asal enggak dimatiin dari perusahaan aplikator layanan antar penumpang, kita tetap jalan. Selama ada panggilan mah ambil aja," ujarnya Kamis (9/4/2020).
Teman Joko, Alain, yang duduk di sabelah Joko juga mengatakan hal senada.
Sebelum pergi mengantarkan pesanan, ia mengatakan akan semakin susah mendapatkan penghasilan bila mengambil penumpang dilarang.
"Kalau misalkan pembatasan itu tak setuju, bahkan ada yang mau protes (dari rekan-rekan) ke Balaikota. Itu kan menekan rakyat bawah ya," sambungnya.
Tak jauh dari Alain dan Joko duduk, Kasim tengah melihat ponselnya seraya menyesap segelas kopi hitam.
Pria berusia 55 tahun berkopiah hijau tua itu belum mendapatkan panggilan pesanan lagi.
Ia sempat menunjukkan riwayat perjalanan di ponselnya.
Sudah lewat dari tengah hari, Kasim baru mendapatkan satu pesanan.
"Sekarang sehari susah (dapat pesanan) paling tiga mentoknya lima," ujarnya.