Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kesaksian Korban Kecelakaan Bus di Subang yang Selamat, Duduk di Belakang Kursi Sopir

Alfa - Senin, 20 Januari 2020 | 19:50
Bus pariwisata PO Purnamasari dengan nomor polisi E 7508 W mengalami kecelakaan tunggal di jalan turunan Kampung Nagrog Desa Palasari Kecamatan Ciater, Subang, Sabtu (18/1/2020) sekitar pukul 17.35 WIB.
Dok Humas Polda Jabar

Bus pariwisata PO Purnamasari dengan nomor polisi E 7508 W mengalami kecelakaan tunggal di jalan turunan Kampung Nagrog Desa Palasari Kecamatan Ciater, Subang, Sabtu (18/1/2020) sekitar pukul 17.35 WIB.

WIKEN.ID - Bus pariwisata PO Purnamasari dengan nomor polisi E 7508 W diketahui mengangkut 58 wisatawan dari Depok.

Kecelakaan itu terjadi saat bus tersebut akan pulang setelah mengantarkan penumpang berwisata di Tangkuban Perahu sekitar pukul 16.00 WIB.

Bus pariwisata mengalami kecelakaan tunggal di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Subang, Sabtu (18/1/2020).

Belum diketahui pasti penyebab kecelakaan tersebut, namun dari keterangan sejumlah saksi, kecelakaan disebabkan karena laju bus tak terkendali saat berada di tikungan dengan kondisi jalan menurun.

Baca Juga: Lagi, Kecelakaan Lalu Lintas Hanya Gara-gara Rok Panjang Nyawa Pun Melayang, Waspada Bagi Wanita Pembonceng Motor

Akibat peristiwa naas itu, 8 orang dinyatakan tewas, 5 orang luka berat dan 15 orang lainnya mengalami luka ringan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga mengatakan, para korban meninggal dan korban yang mengalami luka berat langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Ciereng Subang.

"Info sementara korban meninggal 8 orang, luka berat 5 orang," kata Erlangga.

Sedangkan 15 luka ringan itu, lanjut dia, dilakukan perawatan medis di Puskesmas Palasari.

Salah satu saksi hidup saat kejadian bus terguling yang membawa rombongan kader Posyandu Kota Depok di Subang, Jawa Barat, adalah Muniroh (52).

Baca Juga: Pemiliknya Meninggal Karena Kecelakaan, Kuda Ini Tak Kuasa Menahan Kesedihan dan Lakukan Hal Mengharukan Pada Peti Mati Sahabatnya Itu

Menurut Muniroh, sebelum bus terguling, sopir dan kernet bus sempat berhenti selama dua menit untuk mengecek kondisi seluruh ban dengan cara memukul-mukul ban.

"Saya tanya, kenapa bang? Sopirnya bilang enggak ada apa-apa terus saya disuruh lanjutin lagi karena memang saat itu baru ada sambutan dari panitia acara," papar Muniroh yang dikutip dari Wartakotalive.

Muniroh yang duduk persis di belakang sopir ini mengatakan, bahwa pengecekan dilakukan dengan membagi tugas yakni sopir mengecek ban bagian kanan, sedangkan kernet memeriksa ban di sisi kiri.

Selama dua menit, kata Muniroh keduanya memeriksakan ban yang dilanjutkan dengan menjalankan kembali bus tersebut.

Baca Juga: Bukan Karena Ada Kecelakaan atau Banyak Kendaraan, Lalu Lintas di Jalanan Ini Tersendat Karena Ada Gajah Tidur Siang

Sekitar selang 10 menit pasca pengecekan, Muniroh mengatakan bus oleng hingga akhirnya terbanting bagian belakang lebih dulu yang kemudian sisi depan bus turut terjatuh.

"Setelah ngecek ban itu sopir bawa kenceng banget sampai kita pada teriak pak sopir jangan ngebut, pada histeris," tutur Muniroh mengisahkan musibah pilu yang merenggut delapan korban jiwa itu.

Sebelum bus terlempar dan akhirnya terguling, Muniroh mengaku memiliki firasat ada yang tak beres.

Hal ini dikarenakan kernet bus yang awalnya duduk di dekat pintu, lari ke belakang ke bagian kursi penumpang.

Baca Juga: Lakukan Percobaan Sains Agar Gurunya Bisa Membuatnya Lulus Ujian, Siswa Ini Malah Alami Kecelakaan Mengerikan, Lengan dan Kakinya Terbakar

"Saya curiga, wah bahaya nih, benar saja. Akhirnya saya diri dan pegangan ke sela-sela bagasi yang ada di atas saya," kata Muniroh.

Dari pertahanannya itu, Muniroh bersyukur dirinya bisa selamat meski setelah bus terjungkal, dirinya sempat bingung mau keluar dari bus lewat mana.

Bus yang jatuh dan terguling di sisi kanan, tak menyisakan ruang gerak baginya untuk keluar melalui pintu.

"Saya akhirnya lewat jendela yang hancur, sopir yang tergencet saya langkahin saya sudah enggak lihat kiri kanan pokoknya bagaimana saya bisa keluar dari bus," paparnya.

Baca Juga: Alami Kecelakaan Tragis, Pria Ini Nikahi Pacarnya yang Terbaring Koma Sebelum Donorkan 12 Organ Dalamnya

Kader dari Posyandu Mawar Merah RT 02/08, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok ini pun sebelumnya tak memiliki firasat.

"Tapi memang kepikiran waktu berangkat, pas mau sampai di Tangkuban Perahu, bus sempat susah naik di tanjakan tapi akhirnya naik juga sih," katanya.

Muniroh mengisahkan, teman sebangkunya sempat mengaku bermimpi bahwa tak jadi pergi ke Tangkuban Perahu.

"Tapi saya bilang, sudah bu enggak ada apa-apa, kita berdoa saja insya Allah enggak ada apa-apa," tuturnya.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Wanita Tegas dan Jurnalis Terbaik, Najwa Shihab Ternyata Pernah Dibuat Menangis Kunto Aji!

Sementara itu, menurut keterangan penumpang selamat yang lain, Rosmala (40), saat melintasi turunan Palasari, Kampung Nagrog, Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Subang, laju bus terlihat lebih kencang.

Para penumpang bus termasuk dirinya sempat berteriak kepada sopir, agar mengurangi kecepatannya.

"Iya mobilnya ngebut, pas turunan itu kenceng banget, yang lain juga (penumpang) pada teriak: Bang pelan-pelan, tapi enggak bisa dipelanin," katanya. Akibat laju bus tak terkendali, saat berada di tikungan itu bus terguling. (*)

Baca Juga: Siaran Radio di Pagi Hari, Dua Penyiar Ini Ketakutan Terima Panggilan Horor, Ditelepon Orang yang Diduga Tewas Kecelakaan!

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x