Bus yang jatuh dan terguling di sisi kanan, tak menyisakan ruang gerak baginya untuk keluar melalui pintu.
"Saya akhirnya lewat jendela yang hancur, sopir yang tergencet saya langkahin saya sudah enggak lihat kiri kanan pokoknya bagaimana saya bisa keluar dari bus," paparnya.
Kader dari Posyandu Mawar Merah RT 02/08, Kelurahan Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok ini pun sebelumnya tak memiliki firasat.
"Tapi memang kepikiran waktu berangkat, pas mau sampai di Tangkuban Perahu, bus sempat susah naik di tanjakan tapi akhirnya naik juga sih," katanya.
Muniroh mengisahkan, teman sebangkunya sempat mengaku bermimpi bahwa tak jadi pergi ke Tangkuban Perahu.
"Tapi saya bilang, sudah bu enggak ada apa-apa, kita berdoa saja insya Allah enggak ada apa-apa," tuturnya.
Sementara itu, menurut keterangan penumpang selamat yang lain, Rosmala (40), saat melintasi turunan Palasari, Kampung Nagrog, Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Subang, laju bus terlihat lebih kencang.
Para penumpang bus termasuk dirinya sempat berteriak kepada sopir, agar mengurangi kecepatannya.
"Iya mobilnya ngebut, pas turunan itu kenceng banget, yang lain juga (penumpang) pada teriak: Bang pelan-pelan, tapi enggak bisa dipelanin," katanya. Akibat laju bus tak terkendali, saat berada di tikungan itu bus terguling. (*)