WIKEN.ID -Menurut organisasi antar pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan pengendalian penyakit hewan sekitar seperempat dari populasi babi seluruh dunia diperkirakan akan mati.
Kematian babi ini diperkirakan karena epidemi demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Pada tahun lalu, penyebaran penyakit ini mengejutkan pemerintah di berbagai negara seperti di Cina.
Kematian dan penyebaran penyakit ini telah menghancurkan populasi babi di China yang merupakan rumah bagi memilki populasi babi terbesar di dunia.
Penyakit ini juga ditularkan di negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam dan Korea Selatan.
Baca Juga: Hewan Mirip Babi Pemakan Daun Ditemukan Warga di Selokan Kebun Sawit, Ternyata Lagi Hamil
Penyebaran penyakit ini akan terus mendatangkan malapetaka di Eropa timur, di mana wabah saat ini dimulai pada tahun 2014.
Akibat krisis penyakit ini berimbas pada harga daging babi secara global yang meningkat.
Sebagian besar didorong oleh permintaan dari China, di mana sebanyak 100 juta babi telah hilang sejak ASF pecah di sana tahun lalu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Cina telah memberikan persetujuan ekspor ke pabrik daging asing dan menandatangani kesepakatan di seluruh dunia.