WIKEN.ID- Bagi beberapa orang, hukuman merupakan cara yang paling efektif agar seorang anak bisa melakukan sesuatu dengan benar sesuai dengan perintah.
Namun, banyak orang tidak menyadari bahwa hukuman, terutama hukuman fisik, bisa sangat berbahaya bagi seorang anak. Seorang ibu secara tidak sengaja membunuh putrinya yang berusia delapan tahun ketika dia salah menjawab pekerjaan rumahnya.Menurut Oriental Daily, seorang bocah dari Tiongkok sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya sambil menonton kartun di rumah suatu sore.
Karena dia tidak sepenuhnya fokus pada pekerjaan rumahnya, dia membuat banyak kesalahan.Ketika ibunya memeriksa pekerjaan rumah putrinya dan melihat kesalahannya, dia menjadi marah dan menghukumnya.
Sang ibu menghukum bocah berusia 8 tahun itu dengan cara memukulnya.
Ia memukul bocah itu tepat di belakang kepalanya. Bocah itu kemudian menangis kesakitan.
Baca Juga: Tayangan Brownis Trans TV Dihentikan Tayangannya, Inilah Deretan
Tiba-tiba ibunya merasa bersalah atas apa yang dia lakukan, jadi dia mengambil sebungkus ceker ayam dan memberikannya kepada putrinya untuk membujuknya, berharap putrinya memahami emosinya saat itu.
Bocah itu berhenti menangis setelah memakan ceker ayam.Namun, tidak lama setelah itu, bocah itu mulai merasa pusing dan muntah.
Ibunya segera membawa bocah itu ke rumah sakit.
Tetapi tidak ada yang bisa dilakukan karena bocah itu dinyatakan meninggal.
Baca Juga: Dikira Kebingungan Hingga Tak Bisa Membedakan, Bayi Koala Ini Malah 'Nemplok' di Punggung Anjing Bukan di Punggung InduknyaIbunya dilanda kesedihan dan mulai bertanya-tanya apakah kaki ayam yang dia berikan kepada putrinya beracun karena dia makan makanan ringan sebelum dia meninggal.
Dia khawatir camilan itu telah merenggut nyawa anaknya, tetapi dokter menemukan penyebab kematiannya yang sebenarnya.Dokter mengungkapkan bahwa kematian bocah itu disebabkan oleh memar otak, suatu bentuk cedera otak traumatis di mana jaringan otak memar, disebabkan oleh kekuatan eksternal.
Ibunya dengan sedih mengakui bahwa dia telah memukuli putrinya di bagian belakang kepalanya sebagai hukuman dan menyesali tindakannya.Dokter kemudian menjelaskan lebih lanjut bahwa otak bocah itu sudah mengalami malformasi serebrovaskular, yang merupakan kondisi langka yang mempengaruhi pembuluh darah dan aliran darah di otak.
Ketika ibu itu memukul kepala bocah, dampaknya telah menyebabkan pembuluh darah yang di otaknya pecah, yang akhirnya menyebabkan kematiannya.Dokter kemudian mengatakan bahwa bagian belakang otak adalah tempat sistem saraf pusat dan bagian yang mengendalikan sistem pernapasan.
Jika dipukul dengan kekuatan eksternal, itu dapat menyebabkan kerusakan dan menyebabkan serangkaian komplikasi termasuk kegagalan pernapasan.Dokter kemudian menyarankan orang tua untuk tidak memukul anak-anak mereka sebagai hukuman karena dapat menyebabkan kerusakan fisik dan psikologis yang fatal. (*)