WIKEN.ID - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal duniadi RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Putra Presiden ke-3 RI Bacharudin Jusuf Habibie, Thareq Kemal Habibie, mengonfirmasi meninggalnya sang ayah. "Dengan sangat berat, mengucapkan, ayah saya Bacharudin Jusuf Habibie, Presiden ke-3 RI, meninggal dunia jam 18.05 WIB," ujar Thareq di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019).
Thareq Habbie mengatakan, sang ayah meninggal dunia karena sudah berusia tua sehingga sejumlah organ dalam tubuhnya mengalami degenerasi. Salah satunya adalah jantung.
Habibie telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019.
Selama masa perawatan, Habibie ditangani tim dokter spesialis dengan berbagai bidang keahlian, seperti jantung, penyakit dalam, dan ginjal.
Sebanyak 44 dokter kepresidenan pun disiapkan untuk menangani kesehatan BJ Habibie selama dirawat di RSPAD Gatot Soebroto.
Dokter kepresidenan yang disiagakan ini terdiri dari dokter ahli atau spesialis yang dirasa diperlukan oleh Habibie.
Thareq menyatakan ayahnya jatuh sakit karena faktor usia dan banyaknya aktivitas yang ia jalani sehari-hari sehingga hal itu menimbulkan masalah pada kesehatan jantungnya.
Baca Juga: Akhirnya BJ Habibie Buka Suara Jelang Pengumuman Pemilu 22 Mei, Ini Dia Pesan yang Diberikan!
"Mohon dimengerti Bapak itu agak sepuh ya. Sudah di atas 80 (tahun), yakni 83 (tahun) menginjak 84 tahun. Beliau beraktivitas sangat tinggi sehingga Bapak suka lupa bahwa Beliau itu 80-an. Karena otaknya masih jalan tapi sesuai natural manusia badan kan enggak akan selalu ikut," kata dia
Kondisi Habibie memang dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun 2014, Habibie dirawat di rumah sakit RSPAD Gatot Soebroto.
Sebelum dipindahkan, BJ Habibie sempat dirawat di Rumah Sakit Borromeus, di Kota Bandung karena kelelahan.
Sehari sebelum dirawat, BJ Habibie menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Kalla di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Pada tahun 2016, BJ Habibie kembali dirawat di RSPAD.
Saat itu, Habibie didiagnosa mengalami infeksi bakteri sehingga suhu tubuh Habibie sempat mengalami demam selama beberapa hari.
Dua tahun setelahnya, yakni pada 2018, Habibie kembali menjalani perawatan karena kondisinya menurun.
BJ Habibie mengalami masalah pada klep jantungnya.
Menurut Rubijanto, sekretaris pribadi Habibie, kondisi BJ Habibie saat dihubungi merasakan sulit dan sesak bernapas.
Setelah mengalami sesak nafas itu, BJ Habibie dibawa ke Klinik Starnberg di Muenchen.
Tim dokter langsung memeriksa kondisi Habibie.
"Diketahui klep jantung termonitor ada kebocoran, seperti yang dialami oleh almarhumah Hasri Ainun Habibie," kata Rubijanto.
Akibat kebocoran klep jantung itu, terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter, sehingga Habibie terasa sulit bernapas.
Baca Juga: Video Detik-detik Saat Pria Penjaga Kompleks Perumahan Digigit Ular Hingga Meninggal Dunia
"Tensi (tekanan darah) meningkat sampai 180 atas," ujarnya.
Berdasarkan analisa dokter, Habibie harus segera menjalani operasi jantung atau dapat dilakukan pengobatan dan tindakan dengan cara yang lebih canggih.
Habibie, kata Rubijanto, memilih untuk menjalani tindakan dengan menggunakan metode yang lebih canggih dan tim dokter melakukan pemasangan kateter dari mulut.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui persisnya kebocoran klep jantung dan untuk menentukan tindakan mana yang lebih tepat untuk ditempuh.
Menurut Rubijanto, BJ Habibie berharap pada pelaksanaan tindakan operasi jantung di Muenchen dapat dihadiri dan disaksikan oleh paling tidak dua dokter spesialis ahli jantung dari Indonesia dan satu personel tambahan Paspampres.
Baca Juga: Video Bocah yang Sudah Meninggal Dunia Tiba-tiba Bangun di Misa Pemakamannya, Ini Kata Dokter
BJ Habibie pun kembali dirawat intensif di ruangan Cerebro Intensive Care Unit (CICU), Paviliun Kartika, RSPAD Gatot Soebroto sejak 1 September 2019.
Keluarga sengaja membawa ayahnya ke rumah sakit agar bisa istirahat penuh.
Selain itu keluarga juga sengaja membatasi pengunjung yang hendak menjenguk ayahnya. Sebab, jika tak dibatasi, Habibie tak kunjung beristirahat.
Di tengah kondisi tersebut, tak jarang pula muncul informasi hoaks yang menyatakan Habibie meninggal dunia.
Terakhir, kabar tersebut beredar pada Selasa (10/9/2019) dini hari di aplikasi chat dan media sosial.
Bukan kali ini saja Habibie dikabarkan meninggal dunia.
Dikutip dari Kompas.com, sejak 2012, sudah enam kali Habibie dikabarkan meninggal dunia.
Kabar burung ini muncul hampir setiap tahun, yakni pada Februari 2012, November 2016, Januari 2017, Maret 2017, April 2018, dan terakhir pada September 2019. (*)