Banjir juga menerjang sejumlah titik di wilayah NTT setelah diguyur cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang sejak Sabtu (3/4/2021) hingga Minggu.
Salah satunya di Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai. Menurut kepala desa setempat, tebalnya material banjir membuat pencarian korban sulit dilakukan.
"Kami hanya bisa mencari korban yang belum ditemukan di sekitar lokasi kejadian yang kemungkinan terapung, tetapi tidak bisa melakukan penggalian secara manual karena area dipenuhi lumpur," kata Kepala Desa Nelelamadike Pius Pedang Melai, saat dihubungi Antara dari Kupang, Minggu.
Baca Juga: Terperangkap Tali, Hiu Paus ini Mencari Bantuan Dekati Kapal Nelayan
Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Ardu Jelamu mengatakan, untuk sementara jumlah korban tewas akibat bencana banjir, berjumlah lima orang.
Namun, data tersebut masih bisa berubah mengingat tim masih melakukan pendataan di lapangan.
"Korban yang meninggal dan yang luka masih didata oleh BPBD Kabupaten Flores Timur," ungkap Marius Jelamu kepada Kompas.com, Minggu siang.
Marius menyebutkan, dua desa yang terdampak banjir bandang, yakni Desa Lamanele di Kecamatan Ile Boleng dan Desa Waiburak, Kecamatan Adonara Timur.
Sementara itu, Bupati Flores Timur Anton Hadjon telah memerintahkan jajarannya untuk segera membangun tenda penampungan korban.
Tenda penampungan itu dimaksudkan untuk mengakomodir para pengungsi pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor tersebut.
Siklon Seroja