Jadi Kelinci Percobaan Selama Tiga Dekade Lebih, Para Kucing Diberi Makan Daging yang Terkontaminasi Parasit Toxoplasma Gondii, Laboratoriumnya Akhirnya Ditutup
WIKEN.ID-Selama lebih dari tiga dekade, di sebuah laboratorium di Beltsville tak jauh dari Washington DC, para ilmuwan memberi makan kucing dengan daging yang terkontaminasi parasit toxoplasma gondii.
Menurut The White Coat Waste Project (WCWP), para ilmuwan kemudian memeriksa kotoran kucing untuk memastikan keberadaan toxoplasma dalam daging yang dimakan hewan itu.
Tiga pekan setelah uji coba itu, para ilmuwan itu kemudian akan menyuntik mati kucing-kucing tersebut meski mereka dalam kondisi sehat.
Masih menurut WCWP, setidaknya 3.000 ekor kucing digunakan sebagai "kelinci percobaan" sejak 1982.
KiniDepartemen Pertanian Amerika Serikat, Selasa (2/4/2019), telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan menggunakan kucing dalam berbagai risetnya lagi.
The White Coat Waste Project (WCWP) mengungkap praktik "jagal kucing" ini pada Mei 2018.
Program ini meski tak dirahasiakan tetapi tak diketahui publik secara umum.
"Kami sungguh terkejut karena selama ini kami menyangka kucing tidak pernah dalam kondisi berbahaya," kata Justin Goodman, wakil presiden WCWP.
WCWP adalah organisasi yang fokus melindungi ribuan kucing dan anjing yang digunakan di berbagai laboratorium pribadi dan universitas di seluruh AS.
Baca Juga: Merasa di Atas Angin, Mantan Kekasih Atta Halilintar Dituding Tengah Menyindir Aurel Hermansyah
Bagian lain yang cukup mengejutkan dari laporan WCWP yang dirilis Maret lalu mengungkap bahwa selama satu dekade, hingga 2015, Departemen Pertanian juga membeli ribuan bangkai anjing dan kucing dari China, Vietnam, Ethiopia, Kolombia, dan negara-negara lain.
Bangkai-bangkai kucing dan anjing ini kemudian digunakan untuk memberi makan kucing-kucing yang menjadi "kelinci percobaan".
Menyusul investigasi yang dilakukan WCWP itu, para politisi kemudian mendorong pembuatan undang-undang untuk mengakhiri praktik ini.
Dalam sebuah momen langka di mana 60 politisi Partai Republik dan Demokrat sama-sama menandatangani "Undang-undang Kucing" untuk menghentikan program ini.
"Para pembayar pajak seharusnya tidak dibebani untuk mendanai penyiksaan kucing yang dilakukan pemerintah," kata anggota kongres dari Partai Republik, Matt Gaetz.
Di bawah tekanan politik itu, Departemen Pertanian AS mengatakan, penggunaan kucing sebagai bagian dari layanan riset pertanian (ARS) tidak dilanjutkan dan tidak akan dilakukan lagi.
"Ini adalah kemenangan besar bagi kucing dan para pembayar pajak," kata anggota Kongres dari negara bagian Nevada, Dina Titus.
Kini sebanyak 14 ekor kucing tersisa di laboratorium departemen pertanian akan diadopsi para staf departemen.
Meski menghentikan penggunaan kucing dalam risetnya, Departemen Pertanian AS mengatakan, riset mereka berkontribusi mengurangi jumlah orang yang terinfeksi toxoplasma hingga separuhnya.
Apalagi parasit ini amat mematikan jika menjangkiti perempuan yang sedang mengandung. Sebanyak 40 juta orang warga Amerika terinfeksi parasit tanpa menunjukkan gejala apa pun.
Cara terbaik untuk menghindari infeksi adalah dengan menyantap daging yang sudah dimasak serta mencuci tangan usai berkebun atau membersihkan kotoran kucing.
Diakhirinya praktik penggunaan kucing dalam riset menjadi satu lagi kemenangan WCWP.
Sebelumnya, organisasi ini juga sukses dalam kampanyenya untuk menghentikan riset yang menggunakan jantung dan tulang belakang anjing yang dilakukan Departemen Urusan Veteran.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Departemen Pertanian AS Akhirnya Tutup "Pejagalan Kucing""