Bagian lain yang cukup mengejutkan dari laporan WCWP yang dirilis Maret lalu mengungkap bahwa selama satu dekade, hingga 2015, Departemen Pertanian juga membeli ribuan bangkai anjing dan kucing dari China, Vietnam, Ethiopia, Kolombia, dan negara-negara lain.
Bangkai-bangkai kucing dan anjing ini kemudian digunakan untuk memberi makan kucing-kucing yang menjadi "kelinci percobaan".
Menyusul investigasi yang dilakukan WCWP itu, para politisi kemudian mendorong pembuatan undang-undang untuk mengakhiri praktik ini.
Dalam sebuah momen langka di mana 60 politisi Partai Republik dan Demokrat sama-sama menandatangani "Undang-undang Kucing" untuk menghentikan program ini.
"Para pembayar pajak seharusnya tidak dibebani untuk mendanai penyiksaan kucing yang dilakukan pemerintah," kata anggota kongres dari Partai Republik, Matt Gaetz.
Di bawah tekanan politik itu, Departemen Pertanian AS mengatakan, penggunaan kucing sebagai bagian dari layanan riset pertanian (ARS) tidak dilanjutkan dan tidak akan dilakukan lagi.
"Ini adalah kemenangan besar bagi kucing dan para pembayar pajak," kata anggota Kongres dari negara bagian Nevada, Dina Titus.
Kini sebanyak 14 ekor kucing tersisa di laboratorium departemen pertanian akan diadopsi para staf departemen.
Meski menghentikan penggunaan kucing dalam risetnya, Departemen Pertanian AS mengatakan, riset mereka berkontribusi mengurangi jumlah orang yang terinfeksi toxoplasma hingga separuhnya.
Apalagi parasit ini amat mematikan jika menjangkiti perempuan yang sedang mengandung. Sebanyak 40 juta orang warga Amerika terinfeksi parasit tanpa menunjukkan gejala apa pun.