WIKEN.ID-Istana Cinere sebelumnya diberitakan telah laku terjual Rp 35 miliar.
Rumah mewah itu disebut dibeli oleh pasangan asal Jember yang sering disebut sebagai Sultan Jember.
Ashanty sempat menyebut bahwa pasangan tersebut bernama H. Haduri Wijaya bin Hj, Mustofa dan Hj. Rita Hapsari Ningtyas.
Pasutri ini juga mengaku masih ada hubungan keluarga dengna sultan dari Malaysia.
Namun ternyata, Ashanty mengungkap fakta lain di balik pasangan yang ingin membeli rumah mewahnya tersebut.
Keduanya pernah menjanjikan sumbangan kepada PMI Jember, Sidorajo dan Jawa TImur.
Nilai sumbangannya pun sangat fantastis, ratusan miliar rupiah.
Dikonfirmasi hal ini, pihak PMI Jember mengakui pernah dijanjikan sumbangan oleh orang yang hendak membeli rumah Anang Hermansyah dan Ashanty tersebut.
Hanya saja, sampai kini sumbangan itu tak kunjung diberikan.
Humas PMI Cabang Jember, Ghufron Eviyan Efendi mengakui dua orang yang dimaksud Ashanty di unggahannya pernah mengikuti kegiatan PMI bulan Desember 2019.
Mereka memang mengatakan hendak menyumbang PMI Jember.
Bahkan tidak hanya PMI Jember, namun juga PMI Sidoarjo, dan PMI Provinsi Jawa Timur.
Pada kegiatan dialog nasional di bulan Desember 2019 itu, keduanya secara simbolis memberikan nilai sumbangan yakni Rp 16 miliar untuk PMI Jember, dan Rp 200 miliar untuk PMI Jawa Timur.
"Tetapi kami tegaskan, sampai sekarang kami di PMI Jember tidak menerima uang yang katanya mau disumbangkan tersebut.
Kami akan terbuka kepada masyarakat terkait sumbangan sebesar apapun," tegas Ghufron, Jumat (17/7/2020) malam.
PMI Jawa Timur dan PMI Sidoarjo juga senada.
Kedua instansi tersebut juga tidak menerima kucuran sumbangan yang dijanjikan sampai sekarang.
Ketika ditanya, apakah orang yang mengaku suami istri itu berasal dari Jember, Ghufron menjawab bukan.
Hal itu berdasarkan penuturan mereka saat bertemu di Kantor PMI Jember tahun lalu.
"Mereka ngakunya bukan orang Jember. Bahkan si istri kalau tidak salah dari Lumajang.
Alamat yang mereka pakai alamat kantor, dan tidak ada di Jember semuanya.
Sekarang malah nomor kontak Pak Wijaya (suami), tidak aktif lagi," imbuh Ghufron.
Bahkan sejumlah orang di PMI Jember juga bertanya-tanya ketika kedua orang itu menyodorkan bantuan secara meyakinkan.
Sejumlah awak PMI Jember antara ragu dan bertanya apakah bantuan itu memang betul adanya.
"Akhirnya ketika itu ya kami berpikiran kalau rezekinya PMI Jember ya pasti cair, kalau tidak ada bantuan itu berarti bukan rezekinya PMI Jember.
Ternyata memang sampai sekarang tidak ada sama sekali bantuan itu," ujarnya.
PMI Jember, lanjut Ghufron, juga tidak mengeluarkan biaya sepeser pun untuk mencari bantuan tersebut.
Karena memang PMI Jember tidak menghubungi kedua orang tersebut, atau meminta bantuan kepada mereka.
Mereka sendiri yang datang ke PMI Jember, dan menjanjikan bantuan layaknya donatur.
Pihak PMI Jember, tegas Ghufron, tidak memusingkan bantuan.
Sampai pada akhirnya delapan bulan berlalu, PMI Jember malah mendapatkan informasi terbaru tentang kedua orang itu dari unggahan Ashanty.
"Baru tadi saya juga kawan-kawan di PMI Jember mengetahui lagi kabar perihal mereka.
Salah satunya ya dari medsosnya Mbak Ashanty," pungkas Ghufron.
Dikutip dari Kompas.com Kepada pengurus PMI Jember, pasutri itu mengaku sebagai pengusaha tambang di Papua.
Mereka juga mengaku memiliki 300 hotel berkelas di berbagai negara.
'Sultan Jember' ini juga menyebut bakal membangun sebuah hotel mewah di Kabupaten Jember.(*)