“Setelah saya memposting gambar apa yang saya lakukan di WhatsApp, teman dan keluarga saya menyumbang untuk membantu.
Seorang kolega juga memutuskan untuk membagikan cerita saya di Twitter dan Facebook, begitulah komunitas Zimbabwe mulai membantu.
Mereka telah menyumbangkan bahan makanan dan beberapa bahkan mengirimkan uang dari luar negeri,” katanya.
Dia mengatakan penerima manfaat dari program ini diwajibkan untuk mendaftar sebelum menerima bantuan makanan.
“Kami hanya meminta orang-orang datang untuk mendaftarkan keluarga mereka, jadi kami tidak memisahkan. Kami tidak memilih, karena semua orang membutuhkan makanan,” kata Murozoki.
Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, telah membuka sebagian ekonomi untuk sektor manufaktur dan pertambangan.
Tetapi jutaan pekerja informal tetap merasakan lockdown dan stok makanan terus menipis.