Tujuannya untuk membantu pemerintah supaya warga, terutama anak-anak, supaya tak keluar rumah selama pandemi corona.
"Itu kita mulai jam 7 malam sampai jam 9 malam. Penting anak tidak main ke luar karena masa libur sekolah," kata tokoh pemuda Desa Kepuh, Anjar Panca yang dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Berawal dari Mengambil Gelas di Ruang Praktik, Siswi SMK di Deliserdan Diperkosa 8 Kakak Kelasnya,
Namun, pocong portal tersebut kemudian dihentikan.
Sebab, pocong portal yang seharusnya digunakan menakut-nakuti anak-anak justru mengundang perhatian warga lain.
Warga malah berbondong-bondong datang ke dusun untuk menyaksikan pocong menjaga kampung.
"Tujuannya biar warga di rumah, tapi malah banyak warga yang menonton. Akhirnya sepakat untuk sementara kita hentikan karena malah mengundang massa. Takutnya terjadi kesalahan," tutur Anjar.
Kini, untuk sementara, dua pocong itu "beristirahat" menjaga akses kampung.
Awalnya, Anjar mengatakan, dia mendapat ide untuk merealisasikan pocong menjaga kampung dari viralnya foto pocong di sebuah media Korea Selatan.
Sebelumnya, warga kampung mereka memang pernah memakai kostum pocong saat malam 1 Suro pada tahun 2019.
Foto dua warga menggunakan kostum pocong itu kemudian menyebar setelah diunggah kembali oleh warga dengan tulisan "Portal Antimainstream".