WIKEN.ID -Jagat maya diramaikan dengan aksi tercela pelecehan seksual terhadap seorang siswi SMK.
Video aksi yang tak pantas dipertontonkan tersebut menunjukkan seorang siswi SMA dilecehkan oleh sejumlah orang.
Korban yang masih mengenakan seragam SMA telentang di lantai dengan kaki dan tangan dipegangi.
Seorang pelaku mengenakan pakaian berwarna hitam.
Payudara korban beberapa kali diremas oleh sejumlah pelaku.
Korban terlihat meronta dan berusaha melawan.
Akan tetapi, para pelaku memegangi tangan dan kaki korban dengan erat.
Bahkan, pinggang korban ditahan dengan menggunakan kaki.
Video viral itu rupanya juga sampai di Nikita Mirzani.
Mantan istri Dipo Latief ini memang dikenal sangat peduli terhadap anak-anak.
Saat melihat video itu, Nikita Mirzani serta merta murka.
Sahabat Billy Syahputra ini bahkan meminta nama dan asal sekolah para siswa tersebut.
"Pak polisi yang saya hormati.
Tolong ini ditindak lanjuti kok masih gila gini sih.
Kok bisa pelajar yang masih duduk di bangku sekolah melakukan hal yang tidak terpuji sperti ini.
Pakai segala di rekam gini"
"Coba kalau ada yang tau ini kejadian di daerah mana dan sekolah mana bisa DM saya.
Untung ga terjadi sama anak saya, kalau sampai anak saya yang di perlakkan kaya gini, gue tebas itu batang lehernya satu-satu"
Berdasarkan penelusuran, ternyata kejadian pelecehan seksual siswi SMK di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara.
Kini Polsek Bolaang telah memeriksa lima siswa yang diduga ada hubungannya dengan video viral tersebut.
Pemeriksaannya sendiri dilakukan pada hari Selasa (10/3/2020) pagi.
Melansir dari Tribun-Timur.com,N seorang pelakumengaku jika perbuatan tersebut hanya iseng
"Torang cuma bakusedu (Kami hanya iseng)," kata dia.
Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada tanggal 26 Februari 2020, saat jam istirahat.
Seorang siswa wanita lantas mengupload video tersebut pada Senin kemarin.
"Kami tak menyangka bakal seperti ini," katanya dangan nada menyesal.
Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Bolmong Farida Mooduto menyatakan, pihaknya melakukan pendampingan terhadap siswa korban dan lima siswa tersebut.
"Mereka sama-sama korban jadi kami berikan pemdampingan psikologis," katanya.
Farida menegaskan pihaknya bakal mengawal kasus tersebut. (*)