"Kejadian ini baru diketahui pada Rabu satu minggu yang lalu. Dan saat itu Andika mengalami sakit, dan setelah ditanyai rupanya dia sering memakan sabun karena diajari kakaknya," ucap Fadhil.
Mendapat laporan itu, bersama perangkat desa dan kecamatan, pihaknya langsung memberikan perhatian intensif.
Tidak hanya Andika, Nopriani dan Yuliani juga mendapat penanganan kesehatan.
Fadhil mengaku, kebiasaan warganya itu sampai memakan sabun tidak hanya faktor ekonomi, namun juga perhatian dari keluarga, orangtua dan warga sekitar.
"Itu memang kita sayangkan. Apalagi sang ayah bisa dikatakan punya gangguan psikis, tidak punya pekerjaan tetap dan ditinggalkan ibu mereka," kata Fadhil.
Menyikapi masalah tersebut, Fadhil bersama Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan setempat dan dinas terkait sudah melakukan upaya dan penanganan yang diperlukan.
"Memang sebelumnya berat badan Andika 10,09 kilogram, dan setelah kita rawat maksimal dengan memberikan makanan, susu, vitamin dan lainnya, berat badannya bertambah menjadi 11,04 kilogram," ujar Fadhil.
Melihat kondisi ketiganya tidak ada yang mengurus, pihak kecamatan dan disetujui pihak keluarga bersepakat untuk menempatkan Nopriani, Yuliani dan Andika di Panti Asuhan.
"Kita sudah buat surat pernyataan, ketiganya kita tempatkan di Panti Asuhan. Tujuannya biar ada yang mengurus, dan soal kesehatan juga sudah kita koordinasikan untuk terus dicek secara rutin," ungkap Fadhil.
Begitu juga dengan status sekolah Nopriani yang duduk di bangku kelas 3 SD dan Yuliani di kelas 2 SD, akan diurus dan dipindahkan ke sekolah yang ada di Panti Asuhan Amaliah Atthohir di Desa Hutatonga, Kecamatan yang sama. Saat dibawa ke Panti Asuhan, Andika sang Adik tampak gembira, dia tak mau lepas dari gendongan petugas yang membawanya.