Kehidupan dan makan mereka tidak teratur, ditambah lagi beban ekonomi dan kondisi sang ayah yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
"Sejak orangtua mereka berpisah, ketiganya tidak ada lagi yang memperhatikan. Nenek mereka sudah tua, ayah mereka pun tidak mempunyai pekerjaan tetap. Jadi bisa dibilang faktor kemiskinan dan kasih sayang juga yang membuat seperti ini," ujar Nurkholila yang kondisi ekonominya juga terbilang rendah.
Kata Nurkholila, Nopriani selalu membawa kedua adiknya mencari sabun di belakang rumah-rumah warga sekitar.
Sabun yang dimakan juga tidak dalam jumlah banyak. Namun hampir setiap hari dilakukan.
"Katanya rasanya seperti susu. Jual ketahuan sudah sering dilarang, tapi tetap saja dilakukan," ucap bibi mereka.
Mirisnya, sebelum kejadian itu terkuak, rumah yang ditempati ketiga bocah bersama ayah dan nenek mereka terbilang ramai dan padat penduduk.
Bahkan, sebuah plang berisi himbauan masyarakat untuk rutin membawa anak ke Posyandu sempat terpampang persis di depan rumah mereka.
Dan paska kejadian itu, plang tersebut tidak lagi ditemukan.
Camat Angkola Muaratais, AM Fadhil Harahap mengatakan, kejadian itu baru diketahui sepekan lalu.
Saat itu, Andika si bungsu mengalami sakit dan dibawa ke puskesmas setempat.