Wiken.id - Wacana pemulangan WNI mantan militanISIS membuat gaduh warganet dan masyarakat umum.
Ditanyai oleh wartawan mengenai kabar wacana pemulangan WNI mantan simpatisan ISIS.
Dalam akun Twitter pribadinya @jokowi, Presiden Joko Widodo menanggapi pertanyaan wartawan terkait wacanan pemulangan warga negara Indonesia yang diduga sebagai anggota dari foreign terrorist fighter
"Kalau saya saja sih, ya saya akan bilang: tidak. Tapi tentu saja, ini masih akan dibahas dalam rapat terbatas," ujar Presiden RI Joko Widodo.
Baca Juga: Beredar Foto Viral, Hewan Mutan yang Mirip Kambing, Ternyata Faktanya Tak Seperti Itu
Foreign terrorist figher sendiriberafiliasi dengan ISIS.
Mereka yang bergabung FTF asal Indonesia hengkang ke jemulah negara, terutama di Timur Tengah untuk menjadi jihadis.
Tidak jarang pula mereka membakar Paspor Indonesia sebagai bentuk perlawanan. Bahkan pembakaran tersebut sengaja direkam agar bisa disebar luaskan.
Setelah kekalahan ISIS di Suriah para militan ISIS ditahan Pasukan Demokratik Suriah.
Nasib mereka tidak jelas mau dibawa kemana karena pemerintah Suriah mengatakan tidak memiliki dana untuk mengurus mereka.
Sedangkan opsi dipulangkan ke negara asal mendapat penolakan diberbagai negara asal mereka.
Negara-negara di dunia kini mulai mempertanyakan bisakah mereka menerima kembali anak anak yatim piatu, anak perempuan dan istri para militan yang telah menjadi musuh dunia.
Baca Juga: Mahasiswa TIba-tiba Tewas Saat Mengikuti Pendidikan Dasar, Penanggung Jawabnya Terkesan Menutupi
Berdasarkan data Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), setidaknya ada 660 WNI yang diduga menjadi teroris lintas batas.
Terjadi pro dan kontra mengenai wacana pemulangan WNI eks militas ISIS ke Indonesia.
Pengamat Intelijen dan Pertahanan Susaningtyas Kertopati alias Nuning mengatakan, pemerintah harus tegas menghadapi orang yang sudah meninggalkan kewarganegaraan dengan menghancurkan paspor RI.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, dalam Pasal 23 disebutkan bahwa WNI yang mengikrarkan diri untuk setia terhadap negara lain akan kehilangan kewarganegaraannya.
Baca Juga: Terekam Video CCTV Hotel, Ketua Ormas Pukul Karyawan Hotel Hingga Telinga dan Wajahnya Lebam
Namun di satu sisi bila eks WNI tidak dipulangkan menimbulkan permasalahan baru.
Apabila eks WNI yang ditahan di Suriah dituntut oleh Pemerintah Suriah maka akan menimbulkan isu tentang perlindungan eks WNI sebagai isu kemanusiaan.
Dikutip dari Wartaekonomi.com mengenai penolakan WNI EKS ISIS pulang kampung.
"Bisa saja ada isu menguat terkait humanitarian karena adanya eks WNI itu yang membawa anak usia 0-10 tahun yang mendorong pemulangan mereka ke Tanah Air," ujarnya ketika ditanya mengenai wacana pemulangan WNI eks militan ISIS.
"Bila opsi pemulangan yang dipilih, kita tidak bisa begitu saja membiarkan mereka kembali ke masyarakat umum. Ada prosesscreeninglengkap dengan uji kebohongan," tambahnya.
Baca Juga: The Power of Emak-emak, Video Viral Ibu-ibu Ngamuk dan Ngomelin Maling Sambil Membawa Kayu
Seperti yang diungkap oleh kantor beritaBBCbeberapa waktu lalu mengenai pemulangan WNI eks militan ISIS.
Sri Musfiah, konselor deradikalisasi menceritakan bahwa dirinya tidak bisa menjamin mereka tidak akan menjadi ancaman.
"Bisakah anda menjamin, ratusan orangIndoensia yang mendukung ISIS dan kini terjebak di Suriah jika mereka kembali , mereka tidak anak jadi ancaman, mereka tidak akan melakukan kejatahan atau aksi teror?" tanya wartawan.
"Kami tidak bisa menjamin" ungkapnya diikuti dengan tawaan.
Baca Juga: Pertahankan Harga Diri Saat Dirinya Mau Dijual Suami, Wanita Ini Malah Digunduli dan Ditelanjangi
Penolakan membawa pulang kembali WNI yang mendukung ISIS kembali ke Indonesia datang dari mantan ekstrimis.
Sofyan Tsauri adalah mantan ekstrimis yang memiliki gagasan penolakan ini.
Menurut Sofyan Tsauri, sangatberisiko karena akan menjadi problem dan akan menjadi masalah karena mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya.
"Menurut saya, itu berisiko dan harus dipikir ulang dan saya termasuk yang tidak setuju kalau mereka masuk ke Indonesia karena kana menjadi probelm dan akan menjadi masalah karena mereka termasuk orang-orang yang tidak bisa dipercaya"
Sofyan Tsauri memberi kesaksian lain mengenai para pendukung ISIS.
"Abu Bakar Al-Baghdadi sudah tewas dan kekhalifahan sudah hancur, di mana sekarang semua pendukung ISIS yang telah membangun jaringan luas ini akan ke mana mereka setelah ini?Akankah mereka ke sini, ke Asia?" tanya wartawan.
"Ada beberapa tempat favorit bagi kalangan jihadis setelah kematian Al-Baghdadi. Pertama adalah Filipina untuk kawasan Asia Tenggara. Yang kedua mereka juga mulai membuka front dan membuka jalur ke Afghanistan atau disebut dengan Khorosan dan itu seperti ada pembiaraan" ungkap Sofyan Tsauri.(*)