Follow Us

Kesaksian Mantan Ekstrimis Mengenai Pemulangan Eks WNI Pendukung ISIS : Mereka Tidak Bisa Dipercaya

Punta Dewa - Sabtu, 08 Februari 2020 | 13:30
Screenshot dari video propaganda ISIS.
Wired

Screenshot dari video propaganda ISIS.

Negara-negara di dunia kini mulai mempertanyakan bisakah mereka menerima kembali anak anak yatim piatu, anak perempuan dan istri para militan yang telah menjadi musuh dunia.

Baca Juga: Mahasiswa TIba-tiba Tewas Saat Mengikuti Pendidikan Dasar, Penanggung Jawabnya Terkesan Menutupi

Berdasarkan data Kementerian Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), setidaknya ada 660 WNI yang diduga menjadi teroris lintas batas.

Terjadi pro dan kontra mengenai wacana pemulangan WNI eks militas ISIS ke Indonesia.

Pengamat Intelijen dan Pertahanan Susaningtyas Kertopati alias Nuning mengatakan, pemerintah harus tegas menghadapi orang yang sudah meninggalkan kewarganegaraan dengan menghancurkan paspor RI.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, dalam Pasal 23 disebutkan bahwa WNI yang mengikrarkan diri untuk setia terhadap negara lain akan kehilangan kewarganegaraannya.

Baca Juga: Terekam Video CCTV Hotel, Ketua Ormas Pukul Karyawan Hotel Hingga Telinga dan Wajahnya Lebam

Namun di satu sisi bila eks WNI tidak dipulangkan menimbulkan permasalahan baru.

Apabila eks WNI yang ditahan di Suriah dituntut oleh Pemerintah Suriah maka akan menimbulkan isu tentang perlindungan eks WNI sebagai isu kemanusiaan.

Dikutip dari Wartaekonomi.com mengenai penolakan WNI EKS ISIS pulang kampung.

"Bisa saja ada isu menguat terkait humanitarian karena adanya eks WNI itu yang membawa anak usia 0-10 tahun yang mendorong pemulangan mereka ke Tanah Air," ujarnya ketika ditanya mengenai wacana pemulangan WNI eks militan ISIS.

"Bila opsi pemulangan yang dipilih, kita tidak bisa begitu saja membiarkan mereka kembali ke masyarakat umum. Ada proses screening lengkap dengan uji kebohongan," tambahnya.

Source : Youtube BBC

Editor : Wiken

Latest