Dikutip dari laman Nationalgeographic.grid.id, simpatisan ISIS membuat akun-akun di media sosial seperti Twitter.
Dari akun-akun ini mereka menyampaikan pesan-pesan ISIS di Twitter yang berisikan tentang operasi militer, kegiatan organisasi, dan video kehidupan keseharian di bawah kekuasaan ISIS.
Penggunaan media sosial untuk perekrutan anggota baru berkaitan erat dengan demografi kaum mudah yang menggunakan sosial medial.
ISIS mengklaim memiliki anggota yang tersebar di beberapa negara Eropa, negara Jazirah Arab, bahkan ada juga yang berasal dari Indonesia.
Serangan yang diluncurkan oleh ISIS di wilayah Irak dan Suriah dalam kurun waktu 2013-2019.
Organisasi ini sempat menguasi beberapa wilayah-wilayah penting di Irak salah satunya kota Mosul.
Selain melancarkan serang ke pemerintahan yang sah, tak jarang organisasi ini meneror warga yang berseberangan dengan ideologi ISIS.
Baik warga negara Irak dan Suriah maupun warga negara lain yang menjadi volunter kemanusiaan di wilayah konflik.
Perang yang berkepanjangan akhirnya berhenti pada 2019 ketika Pasukan Demokratis Suriah mengumumkan kemenangannya terhadap ISIS dan mengklaim bahwa ISIS telah mengalami kekalahan total.
Mengalami kekalahan telak di Suriah, membuat beberapa simpatisan ISIS menyerahkan diri.