WIKEN.ID -Para ahli khawatir kepiting pertapa akan menurun setelah kematian besar-besaran yang terungkap baru-baru ini.
Lebih dari setengah juta kepiting pertapa atau bisa juga disebut kelomang mati setelah terperangkap dalam puing-puing plastik.
Pembunuh massal akibat plastik itu terjadi di dua kelompok pulau terpencil dan tak berpenghuni.
Baca Juga: Terbuat dari Plastik, Jaring Laba-laba Palsu ini Justru Jadi Perhatian Burung, Begini Hasilnya!
Kejadian itu memicu kekhawatiran bahwa kematian hewan itu bisa menjadi bagian dari penurunan spesies secara global.
Studi perintis itu menemukan bahwa 508.000 kepiting mati di kepulauan Kepulauan Cocos (Keeling) di Samudra Hindia, bersama dengan 61.000 kepiting di Pulau Henderson di Pasifik Selatan.
Studi sebelumnya telah menemukan tingkat polusi plastik yang juga tinggi di kedua lokasi tersebut.
Para peneliti dari Institute for Marine and Antarctic Studies (Imas) di Universitas Tasmania, Museum Sejarah Alam di London, dan organisasi sains komunitas, Proyek Dua Tangan, menemukan satu hingga dua ekor kepiting permeter kuadrat pantai sedang terbunuh oleh sampah.
Mereka mensurvei lokasi di empat Kepulauan Cocos dan Henderson untuk wadah plastik terbuka.
Cara yang dilakukan yaitu dengan bukaan miring ke atas yang akan mencegah kepiting pergi, dan akan menghitung jumlah kepiting yang terperangkap di masing-masing plastik.