Mereka kemudian membuat statistik hasilnya di 15 pulau lain di kepulauan Cocos.
Baca Juga: Di Pulau ini, Populasi Anjing Laut Abu-abu yang Langka Justru Meningkat Pesat
Masalah lain muncul karena kepiting pertapa menggunakan bau kepiting yang baru saja mati untuk melacak cangkang baru tersedia.
Itu yang menyebabkan banyak kepiting terperangkap di area yang sama.
Dalam satu contoh, 526 kepiting ditemukan dalam wadah plastik tunggal.
Dr. Alex Bond, kurator senior di Natural History Museum dan salah satu peneliti laporan, mengatakan, masalahnya benar-benar berbahaya, karena hanya membutuhkan satu kepiting untuk membunuh lebih banyak kepiting lain.
"Kepiting pertapa tidak memiliki cangkang mereka sendiri, yang berarti bahwa ketika salah satu rekan mereka meninggal, mereka mengeluarkan sinyal kimia yang pada dasarnya mengatakan ada cangkang yang tersedia, menarik lebih banyak kepiting. Pada dasarnya ini adalah reaksi berantai yang mengerikan ini," ucapnya.
Baca Juga: Video Viral! Ditemukan Ikan dengan Wajah Menyerupai Manusia di China
Kepiting pertapa atau kelomang adalah bagian penting dari lingkungan tropis karena mereka menyebarkan benih, menganginkan dan menyuburkan tanah.
Sehingga penurunannya secara drastik dapat berdampak signifikan pada ekosistem di sekitarnya.
Kepulauan Cocos dan Pulau Henderson sangat tercemar, dengan puing-puing plastik masing-masing 414 m dan 38 m, ditemukan di pantai mereka dan di vegetasi terdekat.