Sindrom ini menyebabkan bayi terlahir dengan kulit tebal, kering, pecah dan retak.
Dikutip dari Altnews.in, kondisi ini memang sering ditemukan di India.
Yang pertama dilaporkan terjadi pada 2016.
Kemudian pada 2017 diberitakan Times Of India adanya kelahiran bayi dengan kondisi Harlequin Ichthyosis di India.
Lalu pada September 2019, India Today melaporkan kelahiran bayi dengan kondisi Harlequin Ichthyosis di New Delhi.
Sindrom Halequin berbahaya bagi keselamatan bayi itu sendiri.
Pergerakan dada yang terbatas dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan gagal napas.
Kelainan genetika ini juga belum ada obatnya namun sang bayi yang menderita masih bisa diselamatkan.
Pada September 2015, Dailymail.co.uk memberitakan ada seorang yang hidup dengan Sindrom Halequin tetap hidup hingga ia dewasa dan berumahtangga.
Stephanie Turner, terlahir dengan kondisi Harlequin Ichthyosis yang membuat kulitnya tumbuh tujuh kali lebih cepat dibanding manusia normal.