WIKEN.ID - Sebagai perangkat desa sebaiknya harus menjaga sikap.
Apalagi menjaga nafsu untuk berselingkuh.
Sebagai aparat desa pasti akan diawasi oleh warganya.
Dan jika ada yang melenceng pasti warga akan bertindak.
Hal ini dialami oleh Mujib Oetomo, perangkat Desa di Laren, Lamongan, Jawa Timur.
Warga memergoki Mujib Oetomo memasuki rumah wanita yang sudah bersuami, Rabu (9/10/2019) dini hari.
Warga yang memergokinya menduga jika Mujib Oetomo berselingkuh dengan wanita yang juga warga desanya itu.
Ulah Mujib yang masuk ke rumah wanita yang sudah bersuami pada dini hari itu dipergoki warga bahkan sampai terjadi penganiayaan yang dilakukan oleh lima orang warga terhadap Mujib.Paginya warga dan Mujib harus berurusan di Polsek Laren.
Namun keduanya, antara warga dengan Mujib mencapai kata damai.
Ternyata penyelesaian di Polsek Laren tidak bisa diterima warga lainnya.
Setelah sebulan insiden itu terjadi, warga ternyata masih memendam kemarahan dan tersulut emosi hingga berujung menggelar aksi ke Kantor Kecamatan Laren.
Ratusan warga Dusun Lengor Desa Pelangwot Kecamatan Laren, Lamongan, Jawa Timur meluruk ke Balai Desa dan Kantor Kecamatan Laren.
Aksi massa desa di utara Bengawan Solo ini menuntut, agar Camat Laren, Mohammad Naim memberhentikan Kasi Pemerintahan Desa Pelangwot, Mujib Utomo cari jabatannya, Selasa (26/11/2019).
Massa minta Camat Laren, Naim untuk menghentikan Mujib dari jabatannya sebagai perangkat desa.
Koordinator massa, Anas menilai apa yang telah diperbuat Mujib telah melanggar norma agama, susila dan budaya masyarakat Dusun Lengor.
Tuntutan massa adalah menurunkan Mujib atau warga yang mengusir Mujib dari dusun.
"Kami tidak menuntut perbaikan jalan, tapi kami menuntut perbaikan moral. Nemu graji neng ngisor boto wes kaji ra nduwe toto," tandas Anas.
Baca Juga: Viral Video Ifan Seventeen Digerebek Saat Bersama Citra Monica di Apartemen, Sang Suami Lapor Polisi
Massa datang dengen menumpang 3 unit mobil pikap, puluhan kendaraan roda dua berikut menbentangkan sejumlah poster yang bertuliskan berbagai tuntutan.
Aksi massa ke Kantor Kecamatan Laren tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Camat Laren, Mohammad Naim.
Massa bergerak dari balai desa menuju kecamatan.
Pergerakan massa dari balai desa ke kecamatan, karena Kades Pelangwot, Sahari tidak memberikan jawaban seperti yang diharapkan warga.
"Kami datang bukan untuk melakukan pengerusakan, tapi kami datang untuk menyapaikan permasalahan terkait tindakan diluar norma yang dilakukan oleh salah satu perangkat desa," katanya yang dikutip dari Tribun Timur.
Kades Pelangwot, Sahari mengatakan, sebagai kepala desa ia siap memfasilitasi aspirasi masyarakat Dusun Lengor.
"Saya pesankan harus damai jangan sampai anarkis dan harus berlangsung tertib," kata Sahari.
Muspika Kecamatan Laren dipimpin Camat Mohammad Naim memediasi massa, namun tidak menemukan kesepakatan.
Camat belum memutuskan memberhentikan, sementara massa mendesak harus segera diberhentikan.
Ni'am mengaku belum bisa memutuskan perkara ini secepatnya.
Pihak kecamatan menyarankan kepada masyarakat agar menyerahkan sejumlah bukti terkait tindakan mesum yang diduga dilakukan oleh salah satu perangkat desa tersebut.
"Secara etika memang tidak pantas seorang perangkat desa masuk ke dalam rumah perempuan pada malam hari.
Tapi saran kami agar warga menyerahkan bukti, karena kasus ini harus perlu adanya pembuktian," ujarnya.
Mendapati jawaban itu, massa balik kanan kembali ke desa berusaha mengepung rumah Mujib.
Dalmas Polres Lamongan bergerak ke Lengor dan mengamankan rumah yang hendak disasar massa. (*)