Catherine awalnya mengajukan perceraian pada 2014, tetapi kemudian suaminya menghilang.
Dia akhirnya dipaksa membuktikan ke pengadilan bahwa dia telah berusaha mencari suaminya.
Sayangnya, Catherine benar-benar terjebak dalam pernikahan dan suaminya tak pernah hadir di pengadilan.
Tetapi secara ajaib pengadilan mengabulkan gugatannya setelah tujuh tahun menunggu.
Dia tahu bahwa pesta perceraian akan menjadi cara untuk memulai kebebasan barunya.Catherine mengeluarkan menyiapkan segalanya untuk pesta itu mulai dari makanan hingga dekorasi.
Dia mengundang tiga puluh teman dan keluarga terdekatnya dan bahkan membuat kue dengan "Boy, bye" tertulis di sana.Awal yang baru adalah alasan yang cukup untuk dirayakan, dan mereka yang telah melalui perceraian yang telah lama ditunggu-tunggu mungkin akan memahami perlunya perayaan yang sama.
Saat kita berada dalam hubungan yang tidak sehat dan akhirnya bisa keluar darinya, ini adalah salah satu cara yang mencoba melepaskan diri dari perasaan terperangkap itu dan merayakan kebebasan.Mungkin lebih banyak wanita yang harus merangkul perceraian seperti yang dilakukan Catherine. (*)