Follow Us

Kesaksian Penggali Kubur Makam 2 Presiden Republik Indonesia, BJ Habibie Kepala Negara Pertama yang Dimakamkan di Taman Makan Pahlawan

Alfa - Sabtu, 14 September 2019 | 08:00
Jenazah Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019) siang.
KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN

Jenazah Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019) siang.

Tidak hanya itu, upacara Bedah Bumi juga mereka laksanakan dan berdoa sesuai dengan agama keyakinan masing-masing.

"Upacara kecil itu merupakan permohonan izin kepada Tuhan yang Maha Kuasa, agar arwah Bapak HM Soeharto yang sangat kami cintai dikaruniai tempat yang terbaik. Kami juga meminta kepada Tuhan agar pekerjaan kami lancar dan selamat," ujar Sukirno.

Usai berdoa, penggalian pun dilakukan dan tak ada yang aneh pada penggalian makam tersebut.

Hujaman linggis yang pertama dan kedua masih berjalan normal.

Baca Juga: Perjalanan BJ Habibie Dari Sakit Hingga Wafat, Lebih dari 5 Kali Dikabarkan Meninggal Dunia Sejak Tahun 2012

Namun, pada hujaman yang ketiga, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras.

"Tepat pada hantaman linggis yang ketiga kali, tiba-tiba duaarrr!! Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," kata Sukirno.

Terdengarnya suara ledakan itu, membuat mereka saling berpandangan dan berusaha menebak asal suara keras itu.

"Bukan seperti bunyi petir, lebih mirip dengan kalau sebuah bom besar meledak di atas cungkup Astana Giribangun. Dan kami semua terdiam karena kenyataannya tidak ada yang porak-poranda," sambung Sukirno.

Baca Juga: Anak BJ Habibie Ungkap Ayahnya Punya Masalah Jantung Sejak Muda, Ciri-ciri Awal Ini Wajib Diwaspadai dan Tak Mengenal Usia

Selain itu, seusai peristiwa ledakan itu, sama sekali tidak ada benda yang bergeser dari tempatnya sebagai akibat bunyi ledakan keras tersebut.

Terkait ledakan tersebut, Begug Purnomosidi yang saat itu menjadi Bupati Wonogiri mengatakan, ledakan itu merupakan isyarat.

Editor : Wiken

Latest