Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kesaksian Penggali Kubur Makam 2 Presiden Republik Indonesia, BJ Habibie Kepala Negara Pertama yang Dimakamkan di Taman Makan Pahlawan

Alfa - Sabtu, 14 September 2019 | 08:00
Jenazah Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019) siang.
KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN

Jenazah Presiden ke-3 RI, BJ Habibie, tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019) siang.

WIKEN.ID - Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie wafat pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.03 WIB.

Prosesi pemakaman Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan pada Kamis (12/9/2019) berlangsung khidmat.

Kedua putra Habibie, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie, turut menurunkan jenazah ayah mereka ke liang lahat.

BJ Habibie dikebumikan tepat di samping makam istrinya, Hasri Ainun Besari atau tepatnya berada di nomor 120-121, blok M, Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Baca Juga: BJ Habibie Bibit Jeniusnya Terlihat Sejak Masih Balita, Orang Tua Wajib Kenali Tanda-tanda Anak Cerdas Ini

Dari empat presiden Republik Indonesia yang sudah meninggal, BJ Habibie merupakan presiden Republik Indonesia pertama yang dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Presiden Republik Indonesia ke-1 Sukarno dimakamkan di sebuah kawasan di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanawetan, Blitar, Jawa Timur.

Presiden Republik Indonesia ke-2 Soeharto dimakamkan di Astana Giribangun, Karanganyar, Solo, Jawa Tengah dan bersebelahan dengan istrinya Siti Hartinah atau Tien Soeharto.

Sedangan Setahun setelahnya, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Di balik prosesi pemakamannya, terselip cerita dan pengalaman dari penggali kubur.

Baca Juga: Terpopuler, Cara Mendiang BJ Habibie Merayakan Ulang Tahun Pernikahan Saat Ainun Sakit Hingga Sindiran Syahrini ke Luna Maya

Hal ini salah satunya diungkapkan oleh Saudi (37), petugas penggali makam BJ Habibie.

Menurut Saudi ia tidak ada kendala sama sekali saat melakukan penggalian makam di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Ia bersama kesembilan rekannya bahkan sangat terkesan saat menggali makam Habibie.

Saudi mengungkapkan, tanah yang digali untuk liang lahat BJ Habibie sangat empuk.

Bahkan, tidak ada batu atau halangan apapun saat menggali makam selama kurang lebih 3 jam itu.

Baca Juga: Kesederhanan BJ Habibie Saat Rayakan Ulang Tahun Perkawinan, Istrinya Terbaring Lemah di Rumah Sakit

"Alhamdulillah tidak ada kendala. Tanahnya bagus lah. Enggak ada batu atau apa. Alhamdulillah," ucap Saudi saat berbagi cerita kepada awak media, di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).

Saudi juga mengungkapkan kesan perjumpaannya dengan almarhum Habibie saat rutin berziarah ke makam sang istri, Hasri Ainun Besari atau Ainun Habibie.

Ia menilai, almarhum Habibie merupakan sosok yang sangat ramah.

BJ Habibie bahkan tak segan meladeni permitaan foto para petugas di TMP Kalibata.

"Beliau sangat ramah. Saya alhamdulilah pernah foto bersama beliau," kenang Saudi yang dikutip dari Tribunnews.

Baca Juga: Guru SMA Sempat Jodohkan BJ Habibie Dengan Aninun, Jika Jadi Suami Isteri Keturunan Mereka Sangat Pintar

Pria yang juga menggali makam almarhumah Ani Yudhoyono ini menceritakan bagaimana kebiasaan almarhum Habibie yang setiap hari Jumat selalu berziarah ke makam Ainun Habibie.

Saudi terakhir berjumpa dengan almarhum Habibie saat berziarah ke makan Ainun pada akhir bulan Agustus 2019.

Baca Juga: Tidak Hanya Dipenuhi Taburan Bunga, Ada Origami Menhiasi Pusara Mendiang BJ Habibie

Lain lagi dengan cerita Sukirno, petugas penggali makan Presiden Soeharto dan juga juru kunci makam keluarga Soeharto di Astana Giribangun.

Sukirno sendiri memiliki pengalaman yang tak bisa dilupakannya saat menjadi saksi penggalian makam Soeharto tahun 2008 silam.

Kisanya diceritakan di buku yang berjudul "Pak Harto, The Untold Stories".

Kisah di buku itu, sebelum menggali makam Soeharto, sejumlah persiapan telah dilakukannya mulai dari rapat yang dihadiri oleh Rina yang saat itu menjadi Bupati Karanganyar, Muspida, serta mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi.

Baca Juga: 6 Tahun Setelah Ditinggal Meninggal Istrinya, BJ Habibie Siapkan Liang Kubur Nomor 120 di TMP Kalibata dan Bersebelahan Dengan Pusara Ainun

Menurut Sukirno, penggalian itu dilakukan pada hari Minggu Wage.

Cuaca di sekitar Astana Giribangun dirasa sangat redup padahal saat itu hari masih siang.

"Matahari entah bersembunyi di mana tetapi udara tidak terasa panas seperti kalau cuaca sedang mendung. Juga tidak ada awan. Sama sekali tidak ada tanda-tanda akan hujan atau gerimis," kata Sukirno dalam buku itu.

Pada pukul 15.30 WIB, mereka pun duduk mengelilingi tanah makam yang akan digali.

Tidak hanya itu, upacara Bedah Bumi juga mereka laksanakan dan berdoa sesuai dengan agama keyakinan masing-masing.

"Upacara kecil itu merupakan permohonan izin kepada Tuhan yang Maha Kuasa, agar arwah Bapak HM Soeharto yang sangat kami cintai dikaruniai tempat yang terbaik. Kami juga meminta kepada Tuhan agar pekerjaan kami lancar dan selamat," ujar Sukirno.

Usai berdoa, penggalian pun dilakukan dan tak ada yang aneh pada penggalian makam tersebut.

Hujaman linggis yang pertama dan kedua masih berjalan normal.

Baca Juga: Perjalanan BJ Habibie Dari Sakit Hingga Wafat, Lebih dari 5 Kali Dikabarkan Meninggal Dunia Sejak Tahun 2012

Namun, pada hujaman yang ketiga, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang sangat keras.

"Tepat pada hantaman linggis yang ketiga kali, tiba-tiba duaarrr!! Terdengar suara ledakan yang sangat keras bergema di atas kepala kami," kata Sukirno.

Terdengarnya suara ledakan itu, membuat mereka saling berpandangan dan berusaha menebak asal suara keras itu.

"Bukan seperti bunyi petir, lebih mirip dengan kalau sebuah bom besar meledak di atas cungkup Astana Giribangun. Dan kami semua terdiam karena kenyataannya tidak ada yang porak-poranda," sambung Sukirno.

Baca Juga: Anak BJ Habibie Ungkap Ayahnya Punya Masalah Jantung Sejak Muda, Ciri-ciri Awal Ini Wajib Diwaspadai dan Tak Mengenal Usia

Selain itu, seusai peristiwa ledakan itu, sama sekali tidak ada benda yang bergeser dari tempatnya sebagai akibat bunyi ledakan keras tersebut.

Terkait ledakan tersebut, Begug Purnomosidi yang saat itu menjadi Bupati Wonogiri mengatakan, ledakan itu merupakan isyarat.

"Alhamdulillah, ini mengisyaratkan bahwa Pak Harto benar-benar orang besar. Bumi mengisyaratkan penerimaannya terhadap jenazah beliau," ucap Begug menengahi keheningan.

Selanjutnya, penggalian itu dilakukan Sukirno dengan hati sedih. (*)

Baca Juga: Penikahannya Dengan Anak Presiden Soeharto Kontroversi, Kini Mayangsari Harus Berpisah Dengan Anaknya

Editor : Wiken





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x