“Dari hasil jualan itu, saya selalu meniatkan untuk menabung sebagai biaya untuk naik haji walau sedikit per hari saya tabung 5 ribu rupiah," tutur Sahyun sambil mengusap air mata bahagia.
Perjalanan Sahyun sebagai tukang rujak tidaklah mulus karena ia sempat difitnah menggunakan jampi-jampi penglaris.
Alasannya karena rujaknya selalu laris bahkan anak-anak menangis minta dibelikan rujak.
Baca Juga: Demi Tangkap Begal, Polisi Rela Nyamar Jadi Emak-emak Berdaster, Videonya Viral
“Duka yang saya paling ingat itu, pernah dibilang saya pakai jampi-jampi karena laris.
Anak-anak kalau melihat rombong rujak saya menangis minta untuk dibelikan,” tutur Sahyun sambil minum kopi di rumahnya.
Sementara itu, Kaidah, istrinya yang setia menemani hidup Sahyun selama ini, setiap hari bertugas membuat bumbu rujak dan pergi ke pasar membeli buah.
“Kalau saya tugasnya membuat bumbu rujak, ngulek-ngulek sambal, dan pergi ke pasar membeli buah, seperti jambu, bengkoang, mangga, pepaya, dan buah yang lain," kata Kaidah yang berada di samping suaminya.
Sebelum berjualan rujak, bapak empat anak ini pernah menggeluti bermacam-macam pekerjaan, dari buruh, berjualan es, berjualan bakso, tetapi hal itu dirasanya bukan jalan terbaik untuk mengais rezeki.
Hingga 2012, ia beralih menjadi tukang rujak sampai saat ini.
Rihayah (40), anak sulung Sahyun dan Kaidah, menyebut bapaknya adalah pahlawan bagi hidupnya. Karena merekalah yang sudah membesarkan dirinya bersama adik-adiknya yang lain.