Pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan menyaksikan pertunjukkan bioskop, bedanya yang diputar bukan film melainkan hewan-hewan yang beratraksi.
Penggunaan teknologi hologram juga menguntungkan bagi sirkus karena tidak akan ada risiko hewan terluka selama pertunjukan.
Baca Juga: Berpartisipasi dalam Mencegah Perburuan Liar, Tentara Muda dari Inggris Ini Tewas Diinjak Gajah
Selain itu penonton dapat menikmati pertunjukan tanpa perlu merasa bersalah.
Sirkus pernah menjadi andalan hiburan populer dalam beberapa tahun terakhir.
Sejumlah faktor mendorong penurunan popularitas itu, termasuk kemunculan media lain, seperti film dan video game.
Selain itu faktor meningkatnya biaya transportasi sekelompok pemain dan hewan juga turut andil dalam bisnis sirkus.
Namun, ada faktor lain yang turut menjadi pemicu turunnya popularitas sirkus yaitu isu kekejaman terhadap binatang yang ikut tampil.
Baca Juga: Menggemaskan! Kawanan Gajah Ini Berlari Gembira Menyambut Bayi Gajah yang Baru Diselamatkan
Di Amerika Serikat, kelompok aktivis seperti People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan menargetkan untuk melakukan kampanye dan tuntutan hukum kepada penyelenggara sirkus, Ringling Bros dan Barnum & Bailey.
Pada tahun 2015, Ringling memutuskan untuk menghentikan gajah-gajahnya tetapi malah berujung penurunan penjualan tiket.
Sementara beberapa orang kecewa saat gajah tidak digunakan lagi.