“Tradisi tua ini dijaga terus oleh pemerintah daerah setiap tahun. Untuk Kabupaten Boalemo dipusatkan di Pantai Bolihutuo. Kabupaten dan kota lain dipusatkan di daerah masing-masing,” kata Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie yang dikutip dari Kompas.com.
Salah satu upaya yang dilakukan Pemeruntah Provinsi Gorontalo agar malam pasang lampu tetap terjaga yakni dengan membagikan minyak tanah secara cuma-cuma ke kabupaten dan kota.
Tahun2019 inipemprov melalui Dinas Pariwisata membagikan 14.000 liter minyak tanah.
Tradisi menyalakan lampu minyak tanah pada penghujung Ramadhan di Gorontalo, sangat diyakini kental dengan nilai agama.
Dalam setiap perayaan tradisi ini, masyarakat secara sukarela menyalakan lampu dan menyediakan minyak tanah sendiri tanpa subsidi dari pemerintah.
Baca Juga: Viral Keluarga Mampu Terima Bantuan, Video Ini Ungkapkan Kelanjutan dan Fakta yang Sebenarnya
Tanah lapang yang luas dan daerah persawahan di buat berbagai formasi dari lentera membentuk gambar masjid, kitab suci Alquran, dan kaligrafi yang sangat indah dan mempesona.
Tradisi tumbilitohe juga menarik ketika warga Gorontalo mulai membunyikan meriam bambu atau atraksi bunggo dan festival bedug.
Tumbilotohe merupakan salah satu kekayaan budaya yang unik di Gorontalo. Walaupun di daerah sekitar Gorontalo ada festival serupa, seperti di Bolaang Mongondow Utara ada "Maninjulo Lambu" dan di Bolaang Mongondow Selatan ada "Sumpilo Soga", tapi tidak sesemarak di Gorontalo.
Pada tahun 2007 silam, tradisi tumbilotohe ini masuk Museum Rekor Indonesia (MURI), karena lima juta lampu menyemarakkan tradisi ini dan menghiasai wajah kota Gorontalo. (*)