Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Dipimpin Menlu Retno Marsudi, Ruang Sidang DK PBB Dipenuhi Batik

Hikmah - Rabu, 08 Mei 2019 | 19:35
Sidang Dewan Keamanan PBB yang bertempat di markas besar mereka di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/5/2019).
Kompas.com

Sidang Dewan Keamanan PBB yang bertempat di markas besar mereka di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/5/2019).

WIKEN.ID - Ada yang unik dalam Sidang Dewan Keamanan PBB yang bertempat di markas besar mereka di New York, Amerika Serikat, Selasa (7/5/2019).

Pertemuan Debat Terbuka (Open Debate) itu diwarnai dengan pakaian batik yang dikenakan oleh para delegasi dewan keamanan yang berasal dari seluruh dunia.

Semua mengenakan berbagai motif batik maupun tenun.

Tak terkecuali Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang mengenakan motif tenun troso cerah.

Baca Juga : Selamatkan Belasan Orang, Aksi Pemuda Menerobos Kebakaran Ini Viral di Medsos

Melansir Kompas.com, dipilihnya batik sebagai dress code sidang DK PBB merupakan bentuk penghormatan bagi Indonesia yang menjadi presiden untuk Mei.

Berbagai batik yang dikenakan delegasi dewan keamanan dalam pertemuan Selasa merupakan koleksi pribadi mereka masing-masing.

Para delegasi itu mengoleksi batik tidak hanya melalui pemberian para diplomat Indonesia atau saat mereka menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Indonesia.

Ada juga yang memutuskan membeli sendiri ketika berkunjung ke Indonesia.

Baca Juga : Aksi Duta Sheila On 7 Nyanyikan Lagu Untuk Istrinya Ini Bikin Meleleh

Selain Guterres, delegasi lain yang mengenakan batik adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Pantai Gading, Perancis, Perus, Republik Dominika, maupun China.

"Sangat menyenangkan bahwa sidang hari ini (Selasa) cantik dan berwarna. Sebab, sebagian besar anggota mengenakan batik," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Penggunaan batik di dalam Sidang DK PBB diharapkan semakin mempopulerkan batik yang saat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia.

Dalam sidang kemarin, Indonesia mengangkat perlunya peningkatan keamanan dan performa dari pasukan perdamaian PBB, atau yang dijuluki Blue Helmets.

Baca Juga : Mengabdi Kepada Suami Sholehnya, Syahrini Buatkan Makanan Berbuka Puasa Untuk Bapak Reino Barack

Menlu Retno mengatakan, selama bertahun-tahun keberadaan pasukan perdamaian PBB merupakan model kerja sama global, kepemimpinan kolektif, dan bentuk kepedulian terhadap perdamaian dunia.

Namun situasi politik maupun realita keamanan yang berkembang pada saat ini menjadi tantangan bagi Blue Helmets.

Menlu Retno mencontohkan serangan terhadap pasukan perdamaian PBB di Mali Januari lalu yang berdampak kepada tingkat keamanan dan performa pasukan.

Karena itu, Menlu Retno memberikan sejumlah solusi untuk meningkatkan keamanan adalah melalui pemahaman terhadap kondisi medan maupun kebutuhan masyarakat setempat.

Baca Juga : Viral Video Benda Bercahaya yang Diduga Meteor Jatuh di Probolinggo

Menurutnya, seorang anggota penjaga perdamaian tidak hanya punya dasar tempur yang kuat.

Namun juga dibekali dengan soft skill seperti komunikasi dan mampu meraih kepercayaan.

Selain itu, dia juga mengusulkan adanya penambahan anggota perempuan karena mereka bisa mendekati kombatan maupun sipil, dan menyediakan kenyamanan bagi mereka yang trauma.

Menlu Retno juga mengusulkan Indonesia Peacekeepong Center bisa dijadikan sebagai basis pelatihan bagi prajurit anggota penjaga perdamaian skala internasional.

Baca Juga : Berukuran Sebesar Anjing Bulldog, Pria Ini Pamerkan Kodok Raksasa Tangkapannya yang Berbobot 13 Kilogram

"Marilah kita semua berada di belakang Blue Helmets, dan menyediakan mereka dengan segala kebutuhan yang mereka minta," ujar Menlu Retno dalam pidatonya.

Karena itu, Menlu Retno memberikan sejumlah solusi untuk meningkatkan keamanan adalah melalui pemahaman terhadap kondisi medan maupun kebutuhan masyarakat setempat. Menurutnya, seorang anggota penjaga perdamaian tidak hanya punya dasar tempur yang kuat. Namun juga dibekali dengan soft skill seperti komunikasi dan mampu meraih kepercayaan. Selain itu, dia juga mengusulkan adanya penambahan anggota perempuan karena mereka bisa mendekati kombatan maupun sipil, dan menyediakan kenyamanan bagi mereka yang trauma. Menlu Retno juga mengusulkan Indonesia Peacekeepong Center bisa dijadikan sebagai basis pelatihan bagi prajurit anggota penjaga perdamaian skala internasional. "Marilah kita semua berada di belakang Blue Helmets, dan menyediakan mereka dengan segala kebutuhan yang mereka minta," ujar Menlu Retno dalam pidatonya. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unik, Delegasi Dewan Keamanan PBB Pakai Batik dan Tenun Saat Bersidang", https://internasional.kompas.com/read/2019/05/08/05584981/unik-delegasi-dewan-keamanan-pbb-pakai-batik-dan-tenun-saat-bersidang. Penulis : Ardi Priyatno UtomoEditor : Ardi Priyatno Utomo
Dalam rilis yang diterima Kompas.com, dipilihnya batik sebagai dress code sidang DK PBB merupakan bentuk penghormatan bagi Indonesia yang menjadi presiden untuk Mei. Berbagai batik yang dikenakan delegasi dewan keamanan dalam pertemuan Selasa merupakan koleksi pribadi mereka masing-masing. Para delegasi itu mengoleksi batik tidak hanya melalui pemberian para diplomat Indonesia atau saat mereka menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Indonesia. Ada juga yang memutuskan membeli sendiri ketika berkunjung ke Indonesia. Selain Guterres, delegasi lain yang mengenakan batik adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Pantai Gading, Perancis, Perus, Republik Dominika, maupun China. "Sangat menyenangkan bahwa sidang hari ini (Selasa) cantik dan berwarna. Sebab, sebagian besar anggota mengenakan batik," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Penggunaan batik di dalam Sidang DK PBB diharapkan semakin mempopulerkan batik yang saat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia. Adapun dalam sidang kemarin, Indonesia mengangkat perlunya peningkatan keamanan dan performa dari pasukan perdamaian PBB, atau yang dijuluki Blue Helmets. Menlu Retno mengatakan, selama bertahun-tahun keberadaan pasukan perdamaian PBB merupakan model kerja sama global, kepemimpinan kolektif, dan bentuk kepedulian terhadap perdamaian dunia. Namun situasi politik maupun realita keamanan yang berkembang pada saat ini menjadi tantangan bagi Blue Helmets. Menlu Retno mencontohkan serangan terhadap pasukan perdamaian PBB di Mali Januari lalu yang berdampak kepada tingkat keamanan dan performa pasukan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unik, Delegasi Dewan Keamanan PBB Pakai Batik dan Tenun Saat Bersidang", https://internasional.kompas.com/read/2019/05/08/05584981/unik-delegasi-dewan-keamanan-pbb-pakai-batik-dan-tenun-saat-bersidang. Penulis : Ardi Priyatno UtomoEditor : Ardi Priyatno Utomo
Dalam rilis yang diterima Kompas.com, dipilihnya batik sebagai dress code sidang DK PBB merupakan bentuk penghormatan bagi Indonesia yang menjadi presiden untuk Mei. Berbagai batik yang dikenakan delegasi dewan keamanan dalam pertemuan Selasa merupakan koleksi pribadi mereka masing-masing. Para delegasi itu mengoleksi batik tidak hanya melalui pemberian para diplomat Indonesia atau saat mereka menjadi ketua delegasi dalam konferensi di Indonesia. Ada juga yang memutuskan membeli sendiri ketika berkunjung ke Indonesia. Selain Guterres, delegasi lain yang mengenakan batik adalah Amerika Serikat (AS), Jerman, Pantai Gading, Perancis, Perus, Republik Dominika, maupun China. "Sangat menyenangkan bahwa sidang hari ini (Selasa) cantik dan berwarna. Sebab, sebagian besar anggota mengenakan batik," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Penggunaan batik di dalam Sidang DK PBB diharapkan semakin mempopulerkan batik yang saat ini telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan kebudayaan dunia. Adapun dalam sidang kemarin, Indonesia mengangkat perlunya peningkatan keamanan dan performa dari pasukan perdamaian PBB, atau yang dijuluki Blue Helmets. Menlu Retno mengatakan, selama bertahun-tahun keberadaan pasukan perdamaian PBB merupakan model kerja sama global, kepemimpinan kolektif, dan bentuk kepedulian terhadap perdamaian dunia. Namun situasi politik maupun realita keamanan yang berkembang pada saat ini menjadi tantangan bagi Blue Helmets. Menlu Retno mencontohkan serangan terhadap pasukan perdamaian PBB di Mali Januari lalu yang berdampak kepada tingkat keamanan dan performa pasukan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unik, Delegasi Dewan Keamanan PBB Pakai Batik dan Tenun Saat Bersidang", https://internasional.kompas.com/read/2019/05/08/05584981/unik-delegasi-dewan-keamanan-pbb-pakai-batik-dan-tenun-saat-bersidang. Penulis : Ardi Priyatno UtomoEditor : Ardi Priyatno Utomo

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Unik, Delegasi Dewan Keamanan PBB Pakai Batik dan Tenun Saat Bersidang", pada Rabu, 8 Mei 2019.

Editor : Wiken

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x