WIKEN.ID - Beberapa hari lalu beredar kisah seorang anak berusia 10 tahun yang tinggal bersama neneknya.
Kisahnya menjadi viral karena bocah kecil itu harus menempuh perjalanan jauh dari rumah tinggalnya ke lokasi sekolahnya.
Dia adalah Karim Maullah, bocah yang harus bangun jam 3 pagi agar bisa naik KRL commuter line dari Stasiun Kemayoran ke Stasiun Depok Baru.
Dari rumah kontrakan neneknya, ia berangkat ke Stasiun Kemayoran diantar kakeknya.
Baca Juga : Spesies Kera Asli Kalimantan, Mahir Berenang dan Terancam Punah
Karim berangkat pagi sekali karena pukul 6.30 ia sudah harus tiba di sekolanya di Sekolah Masjid Terminal (Master), Depok.
Namun, kini Karim tak perlu lagi jauh-jauh berangkat ke sekolah.
Diana menceritakan, mereka mendapat bantuan kontrakan dan juga warung untuk berjualan di Depok.
"Terima kasih Komunitas Indonesia Memberi yang sudah bantu nenek dan Karim, jadi nenek bisa jualan kopi. Semua sudah disiapin, etalase, dagangan semua sudah. Saya cuma bawa baju aja ke sini,” ucap Diana, nenek Karim yang dikutip dari Kompas.com.
Kontrakan mereka terletak dekat dengan Stasiun Depok Baru.
Dari situ, cukup berjalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai ke Sekolah Master yang terletak di samping Terminal Depok.
Setelah mendapat bantuan, Diana berharap sang cucu bisa lebih rajin sekolah lagi agar cita-citanya tercapai.
"Ya pokoknya yang penting Karim makin semangat sekolah, makin rajin juga agar cita-citanya jadi tentara bisa tercapai," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan Karim Maullah sempat berangkat sendiri ke sekolah karena neneknya sakit
Baca Juga : Ulang Tahun Ke - 18, Sule Bakal Kasih Rumah Untuk Putri Delina
Neneknya menceritakan bagaimana Karim akhirnya berani berangkat sekolah seorang diri dengan menempuh perjalanan jauh.
Ia mengatakan, pada awal masuk sekolah, mulanya Karim diantar jemput olehnya.
“Cuma karena saya sakit pengapuran dan sempat dirawat di rumah sakit akhirnya Karim berangkatnya sendirian,” ucap Diana.
Ia mengaku sempat khawatir lantaran membiarkan anak sekecil Karim harus naik KRL sendirian tanpa pengawasan siapa-siapa.
Namun, kekhwatiran tersebut hilang oleh kemauan dan semangat Karim untuk menimba ilmu.
Akhirnya Karim sering berangkat sendiri ke sekolah.
Diana menyempatkan diri menjemput Karim jika kakinya tidak sedang sakit parah, meski saat ini pun ia masih harus menggunakan tongkat untuk berjalan.
Diana berharap cucunya dapat menjadi orang yang sukses.
Ia mengatakan, cucunya tersebut dapat bercita-cita menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Karim mempunyai impian menjadi tentara karena suka menonton film perang. (*)
Baca Juga : Diduga Rem Blong, Bus Rombongan Anak Sekolah Mundur dan Terguling di Tanjakan