Dikutip dari Aljazeera, Pastor Cyril Gamini Fernando, pastor digereja St. Sebastian mengatakan bahwa gereja memutuskan pemakaman massal agar bisa membuat lebih banyak warga Sri Lanka untuk hadir.
Selain itu, alasan lain pemakaman masal adalah atas dasar saran dari pasukan keamanan negara Sri Lanka.
"Bagi orang-orang, mudah ketika kita mengadakan kebaktian bersama," kata Pastor Fernando.
"Mereka meninggal pada saat yang sama dan kami ingin memiliki semua pemakaman bersama," ujarnya.
Setelah acara doa untuk jenazah, setiap peti mati dibawa ke sebidang tanah untuk dimakamkan bersama-sama dalam satu liang lahat.
Ratusan warga mengantarkan ke tempat peristirahat terakhirnya.
Bunga, lilin, dan salib putih menghiasi pemakaman.
Sementara, dikutip dari NPR, juru bicara dari hotel Cinnamon Grand di ibukota, Kolombo, mengatakan telah mengadakan pemakaman pribadi dengan para pemimpin agama dari komunitas Budha, Kristen, Hindu dan Islam.
Baca Juga : Gara-gara Telat Kerja, Pria Ini Nekat Gergaji Palang Pintu Kereta Api yang Sudah Tertutup
Ada 15 tamu dan lima anggota staf yang meninggal di restoran hotel.
Selian di hotel Cinnamon Grand, ada 3 pekerja di hotel Shangri-La yang tewas dalam serangan bom bersama dengan sejumlah tamu.