Para ahli, ujar Barro masih belum dapat memahami bagaimana sebuah penyakit dapat berpindah dari hewan liar ke hewan peliharaan dan berujung ke manusia.
"Pengawasan yang kita miliki untuk penyakit-penyakit yang disebarkan oleh hewan ke manusia belum memadai," kata Dr de Barro.
"Saya tidak bisa menjelaskan mengapa, atau dalam kondisi apa, virus seperti Hendra bergerak dari kelelawar menular ke kuda lalu berakhir ke manusia.
Jadi sulit untuk membuat prediksi seputar kemungkinannya," terangnya.
Survei nasional terhadap satwa liar yang terus berlangsung dan penyakit yang mereka bawa sangat penting untuk mengurangi risiko, kata Dr De Barro.
"Kami tidak benar-benar tahu penyakit apa yang ada pada burung asli, marsupial, kelelawar," katanya.
"Dan kami tidak memantau frekuensi penyakit-penyakit ini, jadi saya tidak bisa menjelaskan apakah penumpukan virus pada hewan tertentu di pinggiran kota tertentu."
Baca Juga: Masih Kuat Rasakan Manfaat Lari Pagi di Umur 70 Tahun Hanya Modal Daun Sirih
Dr de Barro mengakui wabah jarang terjadi di Australia, tetapi dia memperingatkan bahwa peluang hal itu terjadi ada di sekitar kita.
"Di sebelah utara kita adalah 'wilayah panas' Asia, yaitu Asia Tenggara di mana sering terjadi penyebaran wabah penyakit karena ada warga hidup berdampingan dengan babi dan unggas dan hewan liar lainnya," katanya.
Sementara itu dilansir dari Kompasiana.com, jika kamu memiliki peternakan ayam yang baunya sangat tidak sedap, lakukan hal ini sebagai cara mengatasinya.
- Buang kotoran ayam peliharaan di dalam kandang sebisa nya di lakukan secara rutin.