Pengakuan beberapa saksi, Mazlan pernah terlihat bersama Mona dan Affandi keluar kampung Hulu Dong menggunakan mobil Mazlan.
Mobil itu pun kemudian dicari, namun nihil. Akhirnya polisi membuat pengumuman di koran agar siapa saja yang melihat mobil itu segera melapor.
Beberapa hari kemudian, seorang salesman mengaku melakukan transaksi jual beli mobil yang dimaksud. Mobil Mazlan dijual di Pudu, Kuala Lumpur. Penjualnya tak lain dan tak bukan adalah dua sejoli, Mona dan Affandi.
Polisi bergegas melakukan pelacakan. Mona dan Affandi ditangkap di Wangsa Maju, Kuala Lumpur tak lama setelah itu.
Saling tuduh
Mona dan Affandi berkilah saat ditanyai polisi. Mereka mengaku tidak tahu-menahu ke mana perginya Mazlan.
Tapi tak perlu waktu lama untuk memenjarakan mereka, sebab Juraimi akhirnya mengakui pembunuhan kejam itu.
Tanggal 23 Juli 1993, Juraimi menunjukkan tempat mayat Mazlan dikuburkan. Lubang kubur yang digali sendiri oleh Juraimi itu kemudian dibongkar. Ditemukanlah potongan-potongan tubuh Mazlan yang sudah tak berbentuk lagi.
Malam itu gegerlah Kampung Pamah Dong, Ulu Dong, Raub Pahang. Apalagi diketahui, mayat itu adalah orang terpandang di wilayah itu. Di rumah itu juga ditemukan kapak dan parang yang digunakan untuk menghabisi nyawa Mazlan.
Harusnya Mona dan Affandi tak bila lagi mengelak. Namun rupanya dengan wajah yang tenang, kedua orang itu masih saja berkilah.
“Betul kalau kami melakukan upacara mandi kembang, tapi tiba-tiba Juraimi masuk dan menebas leher Mazlan,” kata Affandi.